Belajar dari Pengalaman 2009
Rabu, 18 April 2012 – 06:56 WIB
![Belajar dari Pengalaman 2009](https://cloud.jpnn.com/photo/image_not_found.jpg)
Belajar dari Pengalaman 2009
Salah satu yang melakukannya adalah Didier Drogba. Striker internasional Pantai Gading itu bahkan melontarkan kata-kata kasar sehingga dia dikenai skors tiga laga oleh UEFA. Pengalaman itu pun menjadi pelajaran berharga Drogba saat Chelsea menjamu Barca dalam leg pertama semifinal Liga Champions musim ini di Stamford Bridge.
Baca Juga:
"Yang lalu biarkan berlalu. Kami memang memiliki memori buruk melawan Barca, tapi kami juga memiliki memori bagus," kata Drogba seperti dilansir Sky Sports.
"Sekalipun mereka adalah tim terbaik dunia dan memiliki pemain terbaik dunia, situasinya fifty-fifty karena akan ada dua pertandingan dan segalanya bisa terjadi," sambung striker 34 tahun tersebut.
Seiring gol indahnya ke gawang Tottenham Hotspur di semifinal Piala FA (15/4), Drogba kemungkinan besar kembali menempati starter dibandingkan Fernando Torres. Apalagi Drogba memiliki rekor positif melawan klub Spanyol yang menjadi lawan Chelsea, yakni tidak pernah gagal tidak mencetak gol.
LONDON - Kalah adu penalti dari Manchester United dalam final 2008 di Moskow, tanpa diragukan lagi, adalah memori terburuk Chelsea di Liga Champions.
BERITA TERKAIT
- Didukung Penuh ASICS Indonesia, Robi Syianturi Pecahkan Rekor Nasional Half Marathon Gold Coast Australia 2024
- Klasemen MotoGP 2024: Pecco Tenteram Menjelang ke Inggris
- Respons Manajemen PSIM Jogja terkait Tawaran Laga Uji Coba
- Semifinal EURO 2024: Spanyol Wajib Mewaspadai Ini saat Menghadapi Prancis
- Wimbledon 2024: Coco Gauff Tumbang, Beban Pindah ke Pundak Elena Rybakina
- Semifinal EURO 2024 Spanyol vs Prancis: Tim Matador Dalam Bahaya