Belajar dari Rumah Memperlihatkan Kesenjangan Pendidikan di Indonesia
Gotong Royong di Tengah Pandemi
Cerita inspiratif dari warga Indonesia yang memilih membantu satu sama lain saat menghadapi pandemi virus corona.
Meski pelajaran disampaikan dengan bantuan teknologi, kadang ada masalah teknis seperti gangguan sinyal, atau gangguan lain seperti situasi rumah yang tidak ideal untuk mencerna pelajaran.
Namun ia merasa tantangan terbesarnya saat ini adalah bagaimana menjaga semangat murid-muridnya dalam kondisi yang tidak ideal ini.
"Materinya memang sudah dipersiapkan sesuai dengan Perangkat Pembelajaran untuk satu semester, tapi bagaimana cara menyampaikannya dalam tiap virtual class itu semua tergantung kreativitas guru."
Ruang memperbaiki kompetensi guru
Photo: Sejumlah pengamat pendidikan menilai perbedaan kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi bukan sekedar masalah sekolah negeri dan swasta. (Flickr, CC, Fadla)
Sejumlah pengamat dan guru mengakui jika persoalan pendidikan di tengah pandemi COVID-19 bukan pada kemampuan guru yang tidak menguasai materi pelajaran, namun cara menyampaikannya secara daring.
"Guru-guru kita kompetensinya rendah terutama dalam penguasaan teknologi," ujar Indra Charismiadji, pengamat dan praktisi pendidikan dari 'Center for Education Regulations and Development Analysis' (CERDAS) kepada JPNN, awal Mei lalu.(01/05).
"Hanya 2,5 persen yang tidak gagap teknologi. Selebihnya gaptek alias gagap teknologi," tambah Indra.
Belajar dari rumah telah menjadi bagian dari new normal warga Indonesia dalam menjalani kehidupan di tengah pandemi virus corona
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu