Belajar dari Rumah Memperlihatkan Kesenjangan Pendidikan di Indonesia

Gotong Royong di Tengah Pandemi

Cerita inspiratif dari warga Indonesia yang memilih membantu satu sama lain saat menghadapi pandemi virus corona.
Meski pelajaran disampaikan dengan bantuan teknologi, kadang ada masalah teknis seperti gangguan sinyal, atau gangguan lain seperti situasi rumah yang tidak ideal untuk mencerna pelajaran.
Namun ia merasa tantangan terbesarnya saat ini adalah bagaimana menjaga semangat murid-muridnya dalam kondisi yang tidak ideal ini.
"Materinya memang sudah dipersiapkan sesuai dengan Perangkat Pembelajaran untuk satu semester, tapi bagaimana cara menyampaikannya dalam tiap virtual class itu semua tergantung kreativitas guru."
Ruang memperbaiki kompetensi guru

Sejumlah pengamat dan guru mengakui jika persoalan pendidikan di tengah pandemi COVID-19 bukan pada kemampuan guru yang tidak menguasai materi pelajaran, namun cara menyampaikannya secara daring.
"Guru-guru kita kompetensinya rendah terutama dalam penguasaan teknologi," ujar Indra Charismiadji, pengamat dan praktisi pendidikan dari 'Center for Education Regulations and Development Analysis' (CERDAS) kepada JPNN, awal Mei lalu.(01/05).
"Hanya 2,5 persen yang tidak gagap teknologi. Selebihnya gaptek alias gagap teknologi," tambah Indra.
Belajar dari rumah telah menjadi bagian dari new normal warga Indonesia dalam menjalani kehidupan di tengah pandemi virus corona
- Gelar Topping Off, Sekolah Terpadu Sedaya Bintang Siap Buka Tahun Ajaran 2025/2026
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan
- Pertamina Dorong Akses Pendidikan Local Hero Lewat Beasiswa
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Indonesia Hadir di Sidang CPD Ke-58 di New York, Dukung Pembangunan Berkelanjutan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini