Belajar Daring Kurangi Kebiasaan Main Game Siswa
jpnn.com, JAKARTA - Pembelajaran dalam jaringan harusnya bukan barang baru lagi bagi kehidupan di era industri 4.0. Banyak sekolah di Indonesia yang sudah menerapkan pola-pola daring.
Menurut Alfi Hasan, guru pendidikan agama Islam (PAI) di SD Negeri 87 Ambon, banyak sisi positif dan negatif dari pembelajaran daring.
Positifnya adalah menyenangkan di mana instrumen pembelajaran yang dipakai siswa sering menemani mereka sehari hari, salah satunya Smartphone.
"Smartphone jadi media pembelajaran jarak jauh bagi siswa dalam situasi darurat Covid-19," kata Alfi kepada JPNN.com, Kamis (9/4).
Selain itu mempersiapkan generasi bangsa yang produktif, mandiri dalam menghadapi era industri semakin modern. Karena ke depan teknologi akan cepat berputar.
Sisi positif lainnya dari belajar daring menurut Alfi, sekarang sudah difasilitasi dengan berbagai software gratis di smartphone. Siapa saja bisa men-download.
Siswa akan disibukkan menggunakan smartphone ke hal-hal yang baik. Guru pun bisa mengalihkan perhatian siswa dari kebiasaan main game ke hal-hal yang berguna. Waktu mereka main game dipangkas dengan pembelajaran daring.
"Ini yang kami sering sebut dengan adeksi gadget," ujarnya.
Dukung kebijakan Kemendikbud: Smartphone menjadi media pembelajaran jarak jauh alias belajar daring bagi siswa dalam situasi darurat Covid-19.
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- Kemenperin Resmikan Ekosistem Solusi Teknologi SFI untuk Akselerasi Industri 4.0
- Dorong Pelaku Usaha Bangun Ekosistem Bisnis, Kemenperin Gelar Idea Expo 2024
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah