Belajar Eksplorasi Eksotisme Pantai yang Alami
Selasa, 10 Agustus 2010 – 10:31 WIB
Apakah itu semua sudah menginspirasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata? “Iya, pasti! Semua hal manajemen yang berurusan dengan dengan pantai, baiknya belajar dari yang Australia. Semua pantainya dieksplorasi untuk wisata, dan menghasilkan efek ekonomi yang signifikan. Sinkronisasi antar departemen mutlak dilakukan, karena Budpar sendiri jelas tidak mungkin,” ungkapnya yang juga bersama Syahrul Tahir, GM Garuda Indonesia Western Australia.
Dia mencontohkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan misalnya. Mereka masih concern pada mencari ikan, menangkap ikan dan memberdayakan perikanan. Belum untuk kepentingan pariwisata. Departemen Perhubungan juga, terutama perhubungan laut, masih berkutat pada soal transportasi mengangkut orang. Belum bicara transportasi wisata. “Swasta juga masih wait and see.
Belum banyak yang berani investasi besar dan mendasar, karena return–nya lama, dan high risk. Mereka perlu mendapatkan insentif. Itu alasan mengapa dunia pariwisata kita tidak segera berlari kencang, sekalipun potensi alam yang dimodali Tuhan begitu melimpah,” aku Sapta yang didampingi tim Karma Events, Professional Event Creators & Organizers ini. Soal pemerintah daerah? Seberapa besar peran mereka menjadi pendorong program pariwisata nasional? Ikuti catatan bersambung ini besok. (bersambung)
Selain Eureka Skydeck Melbourne, gedung pencakar langit yang menjadi tujuan wisatawan adalah Sydney Tower. Orang acap menyebut AMP Centrepoint, atau
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408