Belajar Incorporated dari Rekomendasi UNWTO
Ketiga, multiple brand strategy, yang dia contohkan Singapore Airlines.
SQ istilah populer maskapai penerbangan dari Singapura itu punya airlines yang kelas menengah dan LCC - Low Cost Carrier, yakni Silk Air, Tiger dan Scoot.
SQ sendiri bermain di full service, jarak jauh atau long haul, Silk Air jarak menengah dan full service.
"Mereka punya Tiger Air yang nerrow body dan Scoot Air yang wide body, dua-duanya LCC," ungkap Arief Yahya.
Jepang punya All Nippon Airway (full service), Air Japan (chartered airlines), ANA Wings (domestik), Air Do (LCC Domestik), Vanilla Air (LCC International).
Thailand juga punya Thai Airlines, untuk yang full service dan Thai Air serta Nok Air yang sama-sama LCC.
"Semua benchmark itu sangat aktual dan diikuti banyak negara yang ingin sukses serupa. Ingat, mereka bisa begitu, karena mereka begitu! Mereka menemukan formulasi ini sudah melalui exercise yang panjang, proses jatuh bangun berdarah-darah. Kita jangan memulai dari yang babak belur, kita harus memulai dari ujung akhir," istilah Menpar Arief Yahya.
Lalu bagaimana implementasi incorporated di Indonesia? Sampai di mana?
Salah satu yang membuat Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan merasa "klik" dengan Menpar Arief Yahya adalah benchmark.
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah
- Indef Tanggapi Wacana Pemisahan Ekonomi Kreatif dari Kemenpar
- Fadli Zon Sering Viral di Dunia Maya, Sandiaga pun Tertawa
- Malam Hari ke Cimanggis, Sandiaga Berbicara soal Keris
- Beber Bukti Brand Lokal Bayar Rp 500 Juta Untuk Ikut Event di Paris, Wanda Hamidah: Pembohongan Publik!
- Gegara Konsep Languagepreneur, STBA LIA Dipuji Menteri Sandiaga