Belajar Jadi Kepala Daerah (2)
Cara Irit menjadi Calon Bupati
Minggu, 29 Juni 2008 – 07:48 WIB
***
Orang Riau (Wan Abubakar) ini juga menemukan cara baru untuk menjadi calon bupati dengan biaya yang ngirit. Ini setelah dia menyimpulkan bahwa semakin terlambat seseorang berniat jadi bupati, semakin mahal biayanya. Semakin dini niat itu dibulatkan, semakin murah biayanya. Kok bisa?
Menurut doktrin yang diyakininya, niat untuk jadi calon bupati harus dideklarasikan di dalam hatinya sendiri sejak dua tahun sebelum masa pencalonan. Begitu niat dicanangkan, kegiatan yang terencana harus langsung dilakukan. Yakni, membuat jadwal mengunjungi seluruh desa –sekali lagi: seluruh desa-- yang ada di kabupaten itu.
Dia sudah hitung jumlah desa di seluruh kabupaten Indragiri Hilir. Berdasarkan angka itu, maka dia menghitung berapa lama waktu diperlukan kalau dalam satu minggu mengalokasikan 2 hari untuk melaksanakan program turun ke seluruh desa itu. Misalnya tiap Sabtu dan Minggu saja.
Menurut perhitungan dia, pas dalam dua tahun seluruh desa terkunjungi. Hari-hari lainnya dia pakai untuk bekerja sebagai anggota DPRD provinsi Riau. Setelah membuat kesimpulan itu dia langsung juga membuat tim sukses. Unsur LSM, unsur partai, unsur wartawan, unsur birokrasi dia libatkan.
Tim inilah yang melakukan pekerjaan persiapan kunjungan ke desa itu. Sejak dari memilih lokasi, menghubungi kepala desa, menyiapkan acara sampai mengatur pelaksanaannya. Acara yang dipersiapkan juga harus efektif. Harus ada gemanya ke seluruh desa dan bisa dikenang untuk jangka waktu paling tidak dua tahun.