Belajar Makan Siang Bersama di SD Nishikasai Tokyo
Dimasak Sendiri di Dapur Sekolah agar Penuhi Gizi
Jumat, 02 November 2012 – 14:48 WIB

Para siswa dan guru makan siang bersama. Foto: JPPhoto
Sekitar 30 menit perjalanan naik Metro Tokyo, kami turun di Stasiun Nishikasai, disambung dengan berjalan kaki di trotoar yang lebar, mulus, dan bersih. Jarak stasiun kereta api dengan SD itu hanya sekitar 300 meter.
Gedung SD Nishikasai ternyata sebuah bangunan "kuno" untuk ukuran kota Tokyo yang supermodern. Bahkan, bangunan itu kalah megah jika dibandingkan dengan gedung-gedung sekolah swasta berlabel internasional di Indonesia yang belakangan menjamur.
SD Nishikasai memiliki 688 siswa dan 48 staf pengajar. Sekolah ini masih memegang teguh tradisi shokuiku (edukasi gizi) yang dijalani lebih dari 50 tahun silam. "Kami memilih SD ini karena merupakan sekolah dengan siswa paling banyak," kata Mangasa A.F. Siregar dari Yakult Indonesia.
Tak ada penyambutan berlebihan. Beberapa guru SD Nishikasai yang menerima kami mengenakan baju sehari-hari. Misalnya, seorang guru olahraga mengenakan celana training dan kaus. Meski begitu, tak mengurangi keramahan dan kehangatan khas bangsa Jepang. "Arigato gozaimasta (Terima kasih, Red)...," sambut mereka sambil menundukkan kepala dalam-dalam.
Harapan hidup orang Jepang tertinggi di dunia. Untuk kaum hawa, harapan hidup mencapai 86,4 tahun, sedangkan pria sedikit lebih rendah, yakni 79,6
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu