Belajar Makan Siang Bersama di SD Nishikasai Tokyo

Dimasak Sendiri di Dapur Sekolah agar Penuhi Gizi

Belajar Makan Siang Bersama di SD Nishikasai Tokyo
Para siswa dan guru makan siang bersama. Foto: JPPhoto
Sekitar 30 menit perjalanan naik Metro Tokyo, kami turun di Stasiun Nishikasai, disambung dengan berjalan kaki di trotoar yang lebar, mulus, dan bersih. Jarak stasiun kereta api dengan SD itu hanya sekitar 300 meter.

Gedung SD Nishikasai ternyata sebuah bangunan "kuno" untuk ukuran kota Tokyo yang supermodern. Bahkan, bangunan itu kalah megah jika dibandingkan dengan gedung-gedung sekolah swasta berlabel internasional di Indonesia yang belakangan menjamur.

SD Nishikasai memiliki 688 siswa dan 48 staf pengajar. Sekolah ini masih memegang teguh tradisi shokuiku (edukasi gizi) yang dijalani lebih dari 50 tahun silam. "Kami memilih SD ini karena merupakan sekolah dengan siswa paling banyak," kata Mangasa A.F. Siregar dari Yakult Indonesia.

Tak ada penyambutan berlebihan. Beberapa guru SD Nishikasai yang menerima kami mengenakan baju sehari-hari. Misalnya, seorang guru olahraga mengenakan celana training dan kaus. Meski begitu, tak mengurangi keramahan dan kehangatan khas bangsa Jepang. "Arigato gozaimasta (Terima kasih, Red)...," sambut mereka sambil menundukkan kepala dalam-dalam.     

Harapan hidup orang Jepang tertinggi di dunia. Untuk kaum hawa, harapan hidup mencapai 86,4 tahun, sedangkan pria sedikit lebih rendah, yakni 79,6

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News