Belajar Makan Siang Bersama di SD Nishikasai Tokyo
Dimasak Sendiri di Dapur Sekolah agar Penuhi Gizi
Jumat, 02 November 2012 – 14:48 WIB
Menurut Kiyoe Yushida, membuat menu makanan sehat yang bisa terima oleh ratusan lidah siswa bukan hal gampang. Karena itu, peran orang tua siswa sangat penting. Bagaimana orang tua di rumah bisa menyajikan makanan (sarapan dan makan malam, Red) yang tidak jauh berbeda dengan menu makan siang di sekolah.
Untuk jembatan komunikasi dengan wali murid terkait pendidikan gizi ini, sekolah menerbitkan buletin bulanan Food & Nutrition Newsletter. Untuk edisi September lalu, misalnya, ada artikel tentang musim panas dan kesehatan tubuh, makanan yang mesti dimakan, daftar menu, dan sebagainya. "Yang jelas, semua bahan untuk membuat makanan merupakan hasil dari dalam negeri," kata Kiyoe Yushida.
Siapa yang menanggung biaya makan siang ratusan siswa tersebut" "Para wali murid," kata perempuan yang mengaku sudah 30 tahun mengabdi di SD Nishikasai itu. Tapi, kata dia, hanya sebagian kecil. Pemerintah yang membayar lebih banyak. Sebab, di Jepang sekolah, mulai SD hingga SMA, gratis.
Setelah mendapat penjelasan seputar makan siang bersama itu, kami diajak melihat proses memasak menu makan siang hari itu. Namun, kami hanya boleh melihat dari balik kaca, tidak boleh masuk ke dapur.
Harapan hidup orang Jepang tertinggi di dunia. Untuk kaum hawa, harapan hidup mencapai 86,4 tahun, sedangkan pria sedikit lebih rendah, yakni 79,6
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408