Belajar Tata Kota dari Pompeii, Situs Terpendam di Italia (1)
Layaknya Kota Abad Ke-21, Sudah Ada Spa dan Gimnastik
Jumat, 18 Juni 2010 – 08:24 WIB
Hingga kini, ada dua versi mengenai kepastian hari nahas tersebut. Sebagian menyatakan, bencana itu terjadi pada Agustus. Namun, versi lain mengatakan bahwa bencana tersebut tidak terjadi pada musim panas, melainkan saat pengujung musim gugur.
Beberapa fakta menunjukkan, jasad yang ditemukan mengenakan pakaian relatif tebal, bukan tipikal pakaian musim panas. Selain itu, relik buah-buahan dan botol-botol wine yang masih "tersegel" menunjukkan musim panas usai. Letusan yang diawali dengan gempa bumi menyebabkan sebagian penduduk terjebak di dalam rumah. Terpaan gas beracun, abu, dan lava gunung berapi memusnahkan penghuni kota itu.
Selama 1.600 tahun terpendam dan terlupakan, tak membuat Pompeii lapuk dimakan zaman. Selimut abu dan lava sedalam enam meter tanpa rongga udara dan kelembaban itu justru mengawetkan seluruh bagian kota. Pompeii bukan mati, tapi seperti diawetkan di dalam peti es. Kekal melewati 16 abad, meninggalkan jejak untuk mengenal lebih dalam Pompeiian, sebutan untuk warga Pompeii, termasuk kebiasaan dan budaya mereka.
Pada akhir abad ke-16, arsitek Domenico Fontana menemukan Pompeii saat menggali sambungan kanal dari Sungai Sarno. Namun, penggalian secara resmi baru dilakukan pada era Raja Charles Bourbon pada tahun 1748.
MENGUNJUNGI situs Pompeii, Italia, serasa masuk ke peradaban modern. Sama sekali tidak terbayang bahwa kota seluas 66 hektare itu dibangun pada abad
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408