Belalang Bisa Dijadikan Peluang Usaha

Belalang Bisa Dijadikan Peluang Usaha
Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi (kanan) melakukan kunjungan kerja ke lokasi food estate di Sumba Tengah. Foto: Humas Kementan

Umbu menjelaskan tantangan petani saat ini adalah hadirnya belalang kembara alias Locusta migratoria yang menyerang sekitar 30 hektare lahan pertanian di kabupaten Sumba Tengah. Belalang ini dikenal sebagai jenis yang persebarannya paling luas di dunia.

Serangga pemakan rumput ini banyak tempat, dari sungai, stepa, lingkungan danau, hingga gurun. Bila gerombolan mereka menyerang suatu wilayah, maka tanaman di wilayah tersebut menjadi terancam.

Panjang tubuh belalang antara 3,5 hingga 5,5 sentimeter. Sayapnya berwarna kusam. Warna tubuh secara keseluruhan bervariasi satu dan lain belalang, ada yang hijau, cokelat, hijau kekuning-kuningan, atau abu-abu.

Belalang bisa membahayakan sawah padi, kapas, gandum, gandum hitam, jelai, oat, sorgum, hop, kedelai, kentang, tembakau, kubis, timun, semangka, melon, bunga matahari, hingga buah-buahan.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi sangat prihatin melihat kondisi ini, dia meninjau langsung salah satu lahan persawahan Desa Wailawa, Kecamatan Katikutana Selatan.

"Hewan ini bisa dimakan manusia. Belalang biasa dimakan di Gunung Kidul, Provinsi DIY. Selain itu, hama tinggi protein ini sangat cocok digunakan untuk pakan hewan ternak seperti bebek, itik, ayam. Dalam 100 gram belalang kering mengandung protein kasar 2 persen; lemak kasar 0,8 persen; karbohidrat 0,74 pesen; serat kasar 1,7 persen. Intinya, belalang kembara punya nilai nutrisi tinggi," jelas Dedi.

Dedi pun menyatakan saat terjadi teror belalang mustahil untuk memakan belalang itu semuanya. Untuk itu, perlu dilakukan antisipasi lebih awal.

Kementan telah memiliki gugus tugas pengendalian belalang, bekerja sama dengan IPB, UGM, Undana serta beberapa perguruan tinggi mitra lainnya.

Insan pertanian harus bisa mengambil peluang dari wabah ini dengan menjadikan belalang sebagai peluang usaha.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News