Belanda Simpan Dokumen Kebencanaan Indonesia, Kepala BNPB: Kami Kumpulkan
jpnn.com, PANGKALPINANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumpulkan data dan dokumen sejarah kebencanaan di Indonesia ke Belanda, sebagai langkah memetakan potensi ancaman gempa dan tsunami di negeri ini.
"Kami telah berkunjung ke Arsip Dokumen Belanda, organisasi, lembaga di negara itu dan mereka memiliki dokumen-dokumen ratusan tahun tentang kebencanaan di Indonesia," kata Kepala BNPB Doni Monardo di Pangkalpinang, Bangka Belitung, Minggu (13/10).
Ia mengatakan, dokumen ratusan tahun kebencanaan di Indonesia yang dimiliki Belanda menunjukkan bahwa banyak daerah di Indonesia yang berisiko terjadi gempa dan tsunami.
"Tsunami di Aceh salah satu bukti nyata bahwa gempa dan tsunami merupakan peristiwa yang berulang," ujarnya.
Menurut dia, data yang berhasil dikumpulkan dimulai dari data tentang temuan sedimen yang dibawa ke laboratoriun di sejumlah negara menunjukkan sedimen-sedimen berusia berbeda-beda.
"Ada sedimen berusia 7.500 tahun, 5.400 tahun, 3.300 tahun dan 2.800 tahun menunjukkan bahwa gempa dan tsunami merupakan bencana alam yang berulang," ujarnya.
Selain itu, bagian selatan Pulau Jawa ditemukan sejumlah lapisan-lapisan karang yang berusia beragam, dimulai 3.000 tahun, 1.600 tahun dan 300 tahun yang menunjukkan bahwa gempa dan tsunami merupakan peristiwa berulang-ulang.
Oleh karena itu, katanya, BNPB mengajak semua pimpinan di daerah untuk bisa melakukan berbagai upaya dan memetakan potensi ancaman serta upaya-upaya penanggulangan bencana alam.
Data yang berhasil dikumpulkan BNPB dimulai dari temuan sedimen yang dibawa ke laboratoriun di sejumlah negara menunjukkan sedimen-sedimen berusia berbeda-beda.
- Mengenang Thomas Stanford Raffles, Perintis Resident Court Dalam Sistem Juri di Hindia Belanda
- Tipuan Magelang
- Bencana Longsor di Temanggung Tewaskan Satu Warga
- Banjir di Bangli Menewaskan Seorang Bocah Tewas
- 2 Korban Banjir dan Longsor di Sukabumi Belum Juga Ditemukan
- Banjir dan Longsor Sukabumi: 10 Warga Meninggal Dunia, Eros dan Oji Masih Dicari