Belanda v Brazil: Feeling Adu Penalti
Kamis, 01 Juli 2010 – 09:27 WIB
PELATIH - Frank de Boer saat dijumpai di sela latihan tim Belanda di Wits University Rugby Stadium, Johannesburg. Foto: Yuyung Abdi/Jawa Pos.
BELANDA masih mencatat hasil sempurna di Piala Dunia 2010. Tim Oranje - sebutan Belanda - menyapu bersih empat laga dari fase grup sampai babak 16 besar. Kini, kedigdayaan Belanda kembali diuji kala menghadapi Brazil dalam perempat final di Stadion Nelson Mandela Bay, Port Elizabeth, Jumat besok. "Brazil, seperti yang kita tahu, merupakan tim favorit dan punya kualitas tinggi. Namun, saya rasa kami bukan underdog karena tim kami juga berkualitas," lanjutnya. "Pertandingan bakal sangat ketat. Saya tidak bisa menebak skor, tapi feeling saya mengatakan kemungkinan bakal adu penalti cukup besar," imbuh De Boer.
Belanda memang bisa mengatasi perlawanan Denmark, Jepang, Kamerun, serta Slovakia. Namun, Brazil berada di level berbeda dengan keempat tim tersebut. Tim Samba - julukan Brazil - juara dunia lima kali sekaligus tim solid dengan banyak materi pemain top dunia.
Baca Juga:
Samba juga belum terkalahkan dalam empat laga Piala Dunia (PD) sejauh ini alias menorehkan tiga kemenangan dan sekali seri. "Ketika Piala Dunia hanya tinggal menyisakan delapan tim, semua lawan pasti berat," kata asisten pelatih Belanda Frank de Boer kepada Jawa Pos, dalam sesi mixed zone di Stadion Wits Rugby, Johannesburg, Selasa lalu (29/6).
Baca Juga:
BELANDA masih mencatat hasil sempurna di Piala Dunia 2010. Tim Oranje - sebutan Belanda - menyapu bersih empat laga dari fase grup sampai babak 16
BERITA TERKAIT
- Real Madrid Singkirkan Atletico, Jude Bellingham Bicara Mentalitas Los Blancos
- Soal Gol Penalti Julian Alvarez Dianulir, Reaksi Diego Simeone Penuh Tanda Tanya
- Perempat Final Liga Champions: Spanyol, Inggris, dan Jerman Terbanyak
- Resmi, 2 Pemain Persib Bandung Dipanggil Timnas
- Atletico Madrid vs Real Madrid: Gol Penalti Alvarez Dianulir, Los Blancos ke 8 Besar
- Patrick Kluivert: Masa-masa yang Menyenangkan di Depan Mata