Belanja 'Black Friday' dan 'Cyber Monday' di Australia Diperkirakan Akan Lebih Besar Dibandingkan Diskon Natal
Biasanya musim diskon, di mana toko-toko di Australia melakukan obral besar-besaran terjadi saat 'Boxing Day', sehari setelah Natal. Tapi sekarang 'Black Friday' dan 'Cyber Monday' juga jadi momen yang ditunggu-tunggu oleh pemilik bisnis maupun konsumen di Australia.
'Black Friday' adalah hari Jumat di pekan terakhir di bulan November, yang di Amerika Serikat menjadi hari libur menandai perayaan 'Thanksgiving Day'.
Kemudian ada 'Cyber Monday' sebutan untuk hari belanja online di hari Senin pekan berikutnya.
Kebiasaan belanja 'Black Friday' di Amerika Serikat sudah menyebar ke negara-negara lain termasuk Australia.
Ekonom dari ANZ, salah satu bank terbesar di Australia, mengatakan penjualan barang-barang di hari 'Black Friday' tahun ini kemungkinan bisa mencetak rekor baru
"Pengeluaran belanja Black Friday tahun lalu sebenarnya 50 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," kata ekonom senior ANZ Adelaide Timbrell.
"Kami tidak memperkirakan tahun ini akan naik 50 persen lagi, namun ini waktu yang bagus, karena tidak banyak warga Australia yang bepergian ke luar negeri tahun ini jadi mereka memiliki banyak tabungan untuk dibelanjakan."
Asosiasi Pedagang Ritel Australia (ARA) memperkirakan nilai total uang yang dibelanjakan di Australia bisa mencapai Rp5,4 triliun selama masa empat hari antara tanggal 26 November sampai 29 November besok.
Toko-toko di Australia sedang menawarkan diskon karena 'Black Friday' dan 'Cyber Monday'
- Ada 3 Program Diskon Menjelang Nataru, Menko Airlangga Targetkan Rp 80 Triliun Tercapai
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Hutama Karya Berikan Diskon 10 Persen untuk Pengguna Tol Selama Nataru
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara