Belanja 'Black Friday' dan 'Cyber Monday' di Australia Diperkirakan Akan Lebih Besar Dibandingkan Diskon Natal
Sebuah perusahaan lilin yang menggunakan jasa kurir Sendle menurut Eva, sudah mengirimkan 50 persen barang mereka di dua minggu pertama di bulan November.
"Konsumen memang sudah tahu mengenai adanya berbagai kendala, sehingga mereka memesan barang semakin awal, untuk memastikan barangnya tiba tepat waktu," kata Eva.
"Banyak juga yang membeli barang lokal karena mereka tahu adanya masalah transportasi internasional."
Tahun ini nilai belanja akan lebih banyak
Survei global yang dilakukan Boston Consulting Group (BCG) dengan 7.500 responden menemukan 82 persen warga Australia akan berbelanja di hari obral 'Black Friday' tahun ini dibandingkan hanya 43 persen tahun lalu.
Simon Murphy dari BCG mengatakan 'Black Friday' masih memiliki peluang untuk berkembang di kalangan konsumen Australia.
"Secara global, warga Australia paling kurang tahu mengenai obral barang di hari 'Black Friday' dan 'Cyber Monday' dibanding negara lain yang kami survei."
"Sejauh ini baru anak-anak muda Australia saja yang tahu. Oleh karena itu para pebisnis masih punya kesempatan untuk menarik mereka yang lain untuk mengetahui lebih banyak Black Friday dan Cyber Monday."
Survei juga menemukan 30 persen warga Australia akan membelanjakan uang mereka lebih banyak tahun ini dibandingkan tahun lalu, dengan rata-rata belanja sebanyak $420 (sekitar Rp4,2 juta) per orang.
Toko-toko di Australia sedang menawarkan diskon karena 'Black Friday' dan 'Cyber Monday'
- Ada 3 Program Diskon Menjelang Nataru, Menko Airlangga Targetkan Rp 80 Triliun Tercapai
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Hutama Karya Berikan Diskon 10 Persen untuk Pengguna Tol Selama Nataru
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara