Belanja Online Saat Harbolnas 12.12, Bisa Lepaskan Stres?
Dopamin timbulkan sensasi 'mabuk belanja'
Dopamin memiliki peran yang sangat penting dalam kesehatan mental dan fisik manusia. Contohnya, pada otak penderita Parkinson, tidak dihasilkan dopamin sehingga menyebabkan gangguan fisik dan emosional.
Zat kimia ini yang menyebabkan timbulnya rasa 'mabuk belanja'. Ketika melihat barang baru yang belum pernah dilihat sebelumnya, atau pakaian yang belum pernah dimiliki, maka bisa muncul pelepasan dopamin dan timbul perasaan bahagia.
Hal ini yang menyebabkan mengapa window-shopping juga bisa memberikan rasa bahagia. Cukup dengan melihat-lihat barang baru dan menarik, rasa excited bisa muncul karena dopamin dilepaskan di otak.
Penelitian lain juga mengaitkan antara aspek antisipasi dan pelepasan dopamin yang lebih tinggi. Ketika seseorang mengantisipasi suatu hal yang menarik, misalnya informasi akan datang promo harga murah untuk banyak barang di Harbolnas 12.12, ternyata ada perubahan menarik di otak.
Lonjakan dopamin yang terjadi ternyata jauh lebih tinggi ketika seseorang mengantisipasi sesuatu dan harap-harap cemas apakah dirinya bisa mendapatkannya. Lonjakan akan jauh lebih tinggi dibandingkan menghadapi suatu hal yang sudah terprediksi atau pasti terjadi.
Keputusan belanja jadi tidak rasional karena dopamin
Sayangnya, efek pelepasan dopamin bisa menyebabkan seseorang berbelanja online tanpa keputusan yang rasional. Hal ini tampak ketika seseorang berkunjung ke arena sale dan diskon besar-besaran, atau momen diskon belanja online seperti di Harbolnas 12.12.
Banyaknya promo 12.12 saat Harbolnas yang menawarkan harga murah, ternyata berpengaruh kepada perubahan menarik di otak.
- 4 Manfaat Teh Tawar, Bikin Stres Hilang Seketika
- 4 Tips Hadapi Stres Jelang Tahun Baru
- 5 Manfaat Rutin Minum Jus Apel yang Bikin Kaget
- 4 Minuman Kaya Nutrisi yang Membantu Mengatasi Stres dengan Cepat
- Setahun Berkolaborasi, Tokopedia dan ShopTokopedia Dorong Pendapatan UMKM Naik 95 Persen
- Mendag Yakin Nilai Transaksi Harbolnas Mencapai Rp 40 Triliun