Belanja Pegawai Bengkak, Pemda Harus Mutasikan PNS ke Daerah Lain
jpnn.com - JAKARTA--Ini warning bagi pemerintah daerah yang belanja pegawainya sudah di atas 50 persen. Selain tidak akan diberikan formasi CPNS untuk pelayanan dasar (pendidik dan kesehatan), instansi tersebut harus melakukan redistribusi pegawai.
"Kalau sampai ada daerah yang belanja pegawainya di atas 50 persen tapi merasa tetap kekurangan pegawai untuk wilayah tertentu, berarti ada wilayah sudah kelebihan aparaturnya. Nah ini yang akan ditata lagi," ungkap Kabid Pengadaan SDM Aparatur Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Diah Faraz saat menerima kunjungan DPRD Sukoharjo di gedung KemenPAN-RB, Jakarta, Kamis (13/11).
Daerah yang belanja aparaturnya sudah berlebih, lanjutnya, wajib melakukan pemetaaan. Dengan pemetaan, langkah redistribusi pegawai akan lebih mudah.
"Kepala daerah yang pegawainya banyak harus berani memaksa pegawainya dimutasikan ke wilayah yang kurang pegawai. Ini agar penyebarannya menjadi merata," ujarnya.
Dijelaskan Diah, KemenPAN-RB sengaja tidak mentolerir daerah dengan belanjar aparatur di atas 50 persen demi kebaikan daerah itu sendiri. Pasalnya, kalau diberikan kelonggaran akan terjadi pembengkakan anggaran.
"Kalau kelebihan belanja pegawai, daerah yang akan susah sendiri tidak bisa bangun jalan, tidak bisa melaksanakan jaminan kesehatan, dan lain-lain," terangnya. (esy/jpnn)
JAKARTA--Ini warning bagi pemerintah daerah yang belanja pegawainya sudah di atas 50 persen. Selain tidak akan diberikan formasi CPNS untuk pelayanan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Polsek Tambusai Utara Ajak Warga di Desa Tanjung Medan Ciptakan Pilkada Damai
- AQUA dan DMI Berangkatkan Umrah bagi Khadimatul Masjid dari Enam Provinsi
- KPK Incar Pejabat BPK yang Terlibat di Kasus Korupsi Kemenhub
- PPPK Minta Regulasi Mutasi, Relokasi, dan TPP Rp 2 Juta, Berlebihankah?
- Santri Diajak Proaktif Melawan Judi Online Lewat Kampanye di Digital
- Gagal di Kasus Timah, Kejagung Jangan Cari Pengalihan Isu dengan Menumbalkan Polri