Belanja Pegawai Kok Lebih Tinggi di APBD

jpnn.com - SURABAYA – Anggota Badan Anggaran DPRD Jatim Muhammad Sirot menyatakan, belanja pegawai di Jatim terlalu besar. Jumlahnya mencapai 65 persen dari total APBD
Karena itu dia menyatakan, Pemprov Jatim harus mulai memikirkan langkah-langkah penghematan anggaran.
Maklum saja, RAPBD Jatim 2017 hanya meningkat Rp 400 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Langkah yang bisa ditempuh adalah mengurangi belanja pegawai.
''Idealnya belanja langsungnya lebih tinggi. Soalnya, itu menyangkut kesejahteraan masyarakat,'' ujarnya.
Namun, di Pemprov Jatim justru sebaliknya. Anggaran untuk belanja tidak langsung, khususnya gaji pegawai, lebih besar.
Hasilnya, pemerintah selalu beralasan kekurangan anggaran ketika disinggung masalah minimnya pembangunan.
Sirot menuturkan, mengurangi belanja tidak langsung tidak serta-merta pemerintah melakukan pensiun dini.
Namun, pemprov harus segera merancang sistem remunerasi berbasis kinerja untuk pegawai negeri sipil (PNS) di Pemprov Jatim.
Jadi, jika beban kerjanya tinggi, gaji yang didapat besar. Sebaliknya, jika kerjanya ringan, gaji yang diperoleh tentu tidak besar.
''Kalau tidak masuk kerja tanpa alasan atau telat, ada punishment pemotongan gaji. Tapi, kalau mereka lembur juga ada tambahannya,'' tutur potilikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Dia menambahkan, upaya penghematan lainnya yang bisa dilakukan adalah mengurangi biaya perjalanan dinas.
SURABAYA – Anggota Badan Anggaran DPRD Jatim Muhammad Sirot menyatakan, belanja pegawai di Jatim terlalu besar. Jumlahnya mencapai 65 persen
- Ciptakan Rasa Aman Bagi Wisatawan, Pemkot Palembang Pasang CCTV di BKB
- Oknum Guru PPPK di Lombok Timur Dipecat, Ini Sebabnya
- 4 Debt Collector Penganiaya Wanita di Halaman Polsek Bukit Raya Ditangkap, 7 Lainnya Buron
- Besok, 621 CASN Kota Mataram Terima SK, Gaji Aman
- Gereja Katedral Bandung Gelar Misa Khusus Wafatnya Paus Fransiskus
- Pembangunan Jateng 2026 Diarahkan untuk Penopang Swasembada Pangan