Belanja Pegawai Kok Lebih Tinggi di APBD

Dengan sistem seperti itu, Sirot optimistis belanja langsung bisa ditekan hingga 50 persen.
Selain itu, Sirot mengungkapkan bahwa pemprov terlalu pesimistis dengan pendapatan asli daerah (PAD).
Padahal, menurut dia, PAD Jatim bisa dioptimalkan. ''Penjualan mobil di Jatim kan tinggi. Masak PAD dari pajak kecil,'' katanya.
Dia juga mengimbau pemerintah provinsi untuk menanyakan dana alokasi umum (DAU) yang batal dicairkan pada 2016.
''Pemprov harus mendesak pemerintah pusat agar DAU bisa dicairkan awal 2017,'' ujar Sirot.
Dia menambahkan, besar DAU yang pencairannya ditunda pada 2016 tercatat Rp 300 miliar.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jatim Fattah Jasin mengatakan, draf RAPBD yang tertuang dalam kebijakan umum anggaran dan plafon prioritas anggaran sementara (KUA PPAS) Jatim 2017 mencapai Rp 23,6 triliun.
Jumlah tersebut hanya selisih Rp 400 miliar dengan APBD Jatim 2016, yakni Rp 23,2 triliun.
Fattah mengatakan, upaya-upaya penghematan APBD akan terus dilakukan.
Namun, menurut dia, salah satu usaha konkret lainnya adalah mengupayakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) untuk mulai menggunakan sistem badan layanan umum daerah (BLUD).
Jadi, SKPD bisa mencari anggaran sendiri, kemudian dikelola kembali untuk memenuhi kebutuhan operasional mereka. (rst/c15/git/flo/jpnn)
SURABAYA – Anggota Badan Anggaran DPRD Jatim Muhammad Sirot menyatakan, belanja pegawai di Jatim terlalu besar. Jumlahnya mencapai 65 persen
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kapolda Riau Copot Kapolsek Bukit Raya Gegara Aksi Brutal Debt Collector
- Ciptakan Rasa Aman Bagi Wisatawan, Pemkot Palembang Pasang CCTV di BKB
- Oknum Guru PPPK di Lombok Timur Dipecat, Ini Sebabnya
- 4 Debt Collector Penganiaya Wanita di Halaman Polsek Bukit Raya Ditangkap, 7 Lainnya Buron
- Besok, 621 CASN Kota Mataram Terima SK, Gaji Aman
- Gereja Katedral Bandung Gelar Misa Khusus Wafatnya Paus Fransiskus