Belasan Anak Selamatkan Teman dari Cengkraman Buaya, Heroik Banget
jpnn.com, BONTANG - Seorang bocah berinisial AA, 12, di Selambai, Loktuan, Bontang, Kalimantan Timur, selamat dari terkaman buaya. Itu setelah, 15 rekannya nekat melawan dan menggebuki buaya yang menyerang teman mereka.
Kaltim Post melaporkan, Kamis (31/12), kejadian ini berawal saat anak-anak tersebut berenang di perairan Selambai.
Awalnya, AA, 12, menghabiskan sore dengan berenang. Tak ada yang aneh. Namun kemudian seekor buaya dengan panjang sekira tiga meter pelan-pelan mendekat.
AA seketika disambar predator buas tersebut. Suasana pun menjadi tegang mencekam. AA sempat diseret buaya ke dalam air.
“Paha kanan dan kaki kiri mengalami luka robek,” kata Bhabinkamtibmas Kelurahan Loktuan Aipda Bajuri.
Melihat hal itu, teman-teman AA tak gentar. Mereka ramai-ramai melawan dan memukul buaya tersebut. Usaha belasan anak itu membuahkan hasil. AA terlepas dari cengkeraman buaya.
“Korban langsung dibawa ke RS Pupuk Kaltim dan mendapat perawatan,” kata Bajuri.
AA rencananya menjalani operasi untuk mengobati luka yang diderita di RS Pupuk Kaltim. “Menunggu kondisi membaik, baru lukanya dioperasi,” tuturnya.
Jauh sebelum AA, peristiwa yang sama terjadi pada 13 Januari 2020 di Rawa Bakau, Loktuan. Saat itu, DF diterkam di bagian leher dan dada. Dia berpegangan di tiang jembatan agar tidak diseret ke dalam air. DF berhasil selamat setelah kakak dan dua temannya memukul buaya itu.
Seorang bocah berinisial AA, 12, di Selambai, Loktuan, Bontang, Kalimantan Timur, selamat dari terkaman buaya. Itu setelah, 15 rekannya nekat melawan dan menggebuki buaya yang menyerang teman mereka.
- HUT ke-47 Tahun, Pupuk Kaltim Salurkan Bantuan Rp15,3 Miliar untuk Warga Bontang
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Kaltim Raih Peringkat 13 Nasional di Ajang PEPARNAS XVII 2024
- Pembangunan IKN Jadi Daya Ungkit Realisasi Investasi di Kalimantan Timur
- Warga Pandeglang Tewas Diterkam Buaya Saat Memancing di Sungai Cijalarang
- Rudi Mas'ud Maju Pilgub Kaltim, Pengamat: Masyarakat Mesti Tolak Politik Dinasti