Belasan Hektare Sawah Gagal Panen, Petani Rugi Rp 260 Juta
''Yang puso ini tidak bisa diselamatkan lagi. Sumber di sana memang sudah tak bisa dipompa untuk mengairi sawah petani,'' katanya.
Akibatnya, petani merugi hingga Rp 260 juta dari 13 hektare sawah itu. Dia menjelaskan, gagal panen terjadi karena musim kemarau yang maju. Jadi, prediksi petani tanam padi saat ini meleset.
''Awal kemarau kan tidak turun hujan. Jadi, prediksi mereka meleset. Dikira terus ada hujan dan debit air cukup untuk areal persawahan,'' terangnya.
Dia melanjutkan, di Kecamatan Besuki dan Bandung memang langganan kekeringan serta banjir. Namun, sayang, petani yang kini mengalami kekeringan tidak memiliki asuransi tani.
Jadi, mereka tidak bisa mengklaim kerugian. ''Untuk rawan kekeringan, yakni Kecamatan Besuki, Bandung, Campurdarat, dan Kalidawir. Keempat kecamatan tersebut ditambah Kecamatan Pakel yang rawan banjir. Meski begitu, masih minim petani di empat kecamatan tersebut yang ikut asuransi,'' terangnya.
BACA JUGA : Petani Jagung Gagal Panen Setelah Diserang Selama Seminggu
Kondisi kerusakan ringan akibat kekeringan di dua kecamatan tersebut sekitar 70 hektare, kerusakan sedang 14 hektare, dan kerusakan berat 9 hektare.
Mengantisipasi agar kekeringan itu tidak meluas, pihaknya meminta petani untuk mengoptimalkan pompa dari sumber air yang ada. Juga, membentuk posko mitigasi yang dipusatkan di Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Besuki dengan melibatkan TNI.
Saat ini tanaman padi yang mengalami gagal panen alias puso mencapai 13 hektare.
- Pemkot Semarang Salurkan Air Bersih ke Wilayah Kekeringan
- BPBD Salurkan 3 Juta Liter Air Bersih Hadapi Kekeringan di Aceh Besar
- Penjelasan Pakar soal Cuaca di Bandung Jauh Lebih Dingin Saat Musim Kemarau
- BMKG Ingatkan Waspada Potensi Karhutla di Wilayah NTB
- BMKG Minta Warga di Manggara Barat Waspada Gelombang Tinggi pada Musim Kemarau
- BPBD Sumsel Ajukan 10 Helikopter Untuk Antisipasi Karhutla