Beli Kursi di Langit
Selasa, 31 Maret 2009 – 06:40 WIB
SEJAK Mandala dikenal cukup on time, banyak orang pindah ke penerbangan itu. Termasuk saya. Garuda sudah terasa terlalu mahal. Apalagi Mandala juga sudah menggunakan pesawat yang relatif baru: Airbus 319 atau Airbus 320. Kini memang sedang dalam ujian: apakah Mandala bisa mempertahankan citra on time-nya itu. Pada 25 Maret lalu, ketika terbang dari Jakarta ke Balikpapan dengan Mandala, saya bertemu teman-teman asal Surabaya di lounge Mandala di terminal 1 Cengkareng. Mereka sekeluarga lagi kelihatan kusut. Oh, ternyata mereka lagi transit untuk cing bing (ziarah kubur) ke Jambi. Pesawat Mandala yang dia naiki terlambat tidak tanggung-tanggung: 7 jam! Mestinya berangkat pukul 9 pagi, baru akan berangkat pukul 4 sore.
Orang seperti saya, on time termasuk pertimbangan yang penting. Antara satu janji dan janji yang lain sering agak mepet. Karena itu, meski Garuda terkenal mahal, orang tetap memilih Garuda karena on time. Memang banyak orang memilih Garuda karena perasaan lebih safe. Tapi ketika kelebihan-kelebihan Garuda itu juga sudah bisa dipenuhi Mandala, orang lantas memilih yang lebih murah.
Baca Juga:
Memang di Mandala tidak memperoleh makanan/minuman. Tapi, untuk terbang jarak pendek seperti Surabaya-Jakarta, faktor makanan tidaklah penting. Tidak mungkin orang mati kelaparan dalam penerbangan satu jam. Apalagi orang seperti saya, begitu naik pesawat memilih segera tidur! Ketika masih sering naik Garuda dulu, meski di kelas eksekutif, saya sering berpesan agar kalau sedang tertidur jangan dibangunkan hanya untuk makan.
Baca Juga: