Beli Kursi di Langit
Selasa, 31 Maret 2009 – 06:40 WIB
Ujian berikutnya: mempertahankan citra safe! Pesawat itu, baru atau lama, sebenarnya tidak terlalu ada hubungannya dengan safe atau tidak. Biarpun pesawat lama, kalau pemeliharaan dan prosedur pemeriksaannya sempurna, ia akan sama safe-nya dengan pesawat baru. Namun juga bisa dipahami bahwa secara psikologis, naik pesawat baru lebih safe. Dan Mandala tahu menjaga perasaan penumpang tersebut. Karena itu, dia menggunakan pesawat yang relatif baru.
Baca Juga:
Sebagian pesawat itu kelihatannya pindahan dari India. Terlihat di layar monitornya masih ada display tulisan yang berbunyi Deccan (sebuah kawasan di selatan India, Red) dengan desain khusus. Saya langsung teringat ketika tahun lalu ke India. Di beberapa rute, saya naik pesawat Deccan Airways. Di India memang banyak perusahaan penerbangan swasta. Semuanya menggunakan pesawat-pesawat relatif baru. Saya dengar persaingan di sana sangat keras dan belakangan beberapa di antara mereka merger.
Di Mandala kita juga bisa naik kelas ''eksekutif". Syaratnya juga ringan: hanya membayar tambahan Rp 50.000/orang. Dengan membayar uang tambahan itu, Anda bisa duduk ke kursi paling depan. Memang kursi ''eksekutif" itu tidak beda dengan yang ekonomi, namun duduk di depan lebih baik: bisa cepat-cepat keluar dari pesawat untuk mengejar jadwal. Berarti ada enam tempat duduk (tiga di kiri dan tiga di kanan) yang bisa dijual Rp 50.000-an. Tambahan Rp 300.000 rupanya dianggap penting sehingga pesawat yang mestinya berisi 120 itu bisa menghasilkan uang 121.
Waktu ke Singapura pekan lalu pun, saya naik pesawat murah: Value Air. Sebelum krisis, saya selalu naik Singapore Airlines (Silk Air) atau Garuda. Di rute Surabaya-Singapura ini, kita harus bangga: orang lebih menyenangi Garuda daripada pesawat Singapura itu. Kursi kelas eksekutifnya jauh lebih enak Garuda: lebih besar dan lebih longgar. Demikian juga kursi kelas ekonominya: lebih longgar.