Beli Patungan Rp 1,25 M, Cicil 30 Tahun
Minggu, 28 Agustus 2011 – 11:21 WIB
Uang yang terkumpul dari sumbangan itu ternyata tidak menutup semuanya. Panitia pendirian masjid saat itu kemudian memutuskan membelinya dengan sistem kredit (mortgage). Dana yang terkumpul saat itu kurang lebih USD 25 ribu (Rp 250 juta) sebagai uang muka. Sisanya dicicil 30 tahun dengan angsuran per bulan USD 850.
Panitia pendirian masjid yang kala itu diketuai Aditya Setyawan rupanya mempunyai insting bisnis yang sangat bagus. Lokasi masjid yang berada di tengah-tengah permukiman padat penduduk itu menjadikannya sangat laku jika dikontrakkan.
Karena itu, salah satu lantai dari bangunan masjid tersebut diputuskan untuk dikontrakkan.
Luas bangunan masjid tersebut kurang lebih 6 x 16 meter atau setara dengan rumah tipe 96 full bangunan di Indonesia. Bangunannya terdiri atas dua lantai dan satu basemen. Basemen ditata ulang dan digunakan untuk taman pendidikan Alquran (TPA). Lantai satu difungsikan sebagai ruang utama yang digunakan sebagai masjid. Semua sekat di lantai tersebut dibongkar, sehingga ruang tampak longgar dan lebar dengan karpet hijau halus sebagai lantainya.
Di lantai paling atas terdapat empat kamar yang berukuran kurang lebih 3 x 4 meter. Empat kamar di lantai paling atas itulah yang kemudian disewakan untuk tempat tinggal. Penyewanya pun kebetulan orang-orang Indonesia yang bekerja di Philadelphia. Harga sewa per bulan USD 225. Dengan demikian, total uang yang diterima dari ongkos sewa empat kamar itu USD 900. Itu sudah cukup untuk membayar cicilan bulanan yang hanya USD 850. Sisa uang sewa dan dana dari infaq jamaah digunakan untuk membayar rekening listrik, membeli air minum, dan keperluan masjid lain.
Muslim Indonesia yang tinggal di Philadelphia, Amerika Serikat, sangat kompak dalam menjalankan aktivitas ibadahnya, terutama pada Ramadan ini. Setiap
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala