Belum Ada Jaminan Tenaga Medis Cukup di Olimpiade Tokyo

Jepang bernasib lebih baik daripada beberapa negara lain dalam perjuangan melawan virus. Negara itu telah mencatat 390.000 kasus dan 5.794 kematian.
Hingga Rabu lalu, 73 persen tempat tidur yang tersedia di Tokyo untuk pasien COVID-19 sudah penuh, dengan 2.933 orang.
Pemerintah bertekad untuk mengadakan Olimpiade, antara lain untuk menunjukkan harapan akan berakhirnya pandemi.
Sebagai bagian dari persiapan, Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto mengatakan kepada parlemen pekan lalu bahwa pemerintah memiliki rencana untuk mengamankan sekitar 10.000 personel medis untuk Olimpiade tersebut.
Arai mengatakan Olimpiade tanpa penonton akan meringankan sebagian besar beban penyediaan dokter dan asosiasinya percaya begitulah seharusnya diselenggarakan.
Sementara kemungkinan Olimpiade tanpa penggemar telah dimunculkan, penyelenggara mengatakan mereka bahkan enggan untuk memikirkannya.
Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk berkomentar tentang layanan medis.
Penyelenggara telah menyarankan bahwa sukarelawan dokter dapat dibayar untuk pekerjaan mereka, menurut seorang anggota parlemen yang menghadiri pertemuan pada Selasa.
Infeksi baru di Jepang naik ke level tertinggi, memicu keadaan darurat di tengah persiapan Olimpiade Tokyo.
- IOC dan TCL Umumkan Kemitraan Top Global Hingga 2032
- Soal Lagu Bayar Bayar Bayar, GPA Ungkit Peran Polisi Saat Banjir & Penanganan Covid-19
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak