Belum Ada Keluarga yang Klaim Jenazah Dita Oepriarto
Dalam kondisi tersebut, tidak mungkin pihak RS memaksa keluarga Tri untuk mengakui dan diambil sampel DNA-nya. Di luar itu, tidak ada lagi orang yang datang dan mengaku sebagai keluarga para pelaku teror bom. Bila ada, tentu mereka sudah diambil sampel DNA-nya.
Untuk anak-anak pelaku teror, Polda Jatim membuka ruang bagi pemerhati anak untuk turut serta dalam upaya pemulihan. Kemarin, sejumlah lembaga pemerhati anak sudah hadir di Mapolda Jatim dan RS Bhayangkara untuk menjenguk anak-anak itu. Mulai KPAI, Komnas Perlindungan Anak, hingga Lembaga Perlindungan anak Indonesia.
''Jadi, kami terbuka. Sehingga bukan hanya polisi yang cuap-cuap bahwa anak-anak itu aman,'' tutur mantan Kabidhumas Polda Sulsel itu.
Pihaknya menggunakan standar internasional dalam trauma healing untuk anak-anak. Meskipun, lokasinya berada di RS. Ruangan sebisa mungkin tidak sampai mengesankan suasana RS, melainkan suasana rumah yang nyaman. (byu/mir/ano)
Polri memberi tenggat tujuh hari sejak hari ini untuk datang mengenali jenazah terduga teroris di RS Bhayangkara Polda Jatim.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tangkap 3 Terduga Teroris di Sukoharjo, Densus 88 Sita Sajam di Rumah SQ
- Densus 88 Bubarkan Jamaah Islamiyah, Ormas yang Pernah Ledakkan HKBP Hangtuah Pekanbaru
- Irjen Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT, Sahroni Minta Lanjutkan Pencapaian Zero Terrorist Attack
- Teroris di Batu Menyiapkan Bom Berdaya Ledak Tinggi Untuk Bunuh Diri
- Teroris yang Ditangkap di Batu Berencana Mengebom Tempat Ibadah
- Jemaah Islamiyah Membubarkan Diri, Para Petinggi Menyatakan Ingin Kembali Pada UU Indonesia