Belum Bisa Hargai Temuan Purba
Selasa, 28 April 2009 – 15:51 WIB
JAKARTA - Indonesia dinilai belum bisa menghargai temuan hewan langka, contohnya seperti dalam penemuan ikan purba di Teluk Manado dan kuda laut terkecil di dunia. Penilaian ini diungkapkan oleh Sesmenko Kesra Indroyono Susilo, saat melepas ekspedisi World Ocean Conference (WOC) 2009 dengan Kapal Riset Baruna Jaya IV, di Tanjung Priok, Selasa (28/4). "Saat dunia heboh dengan kejadian tersebut, negara-negara luar ini 'berantem' menyebut kalau mereka yang lebih dulu menemukannya. Anehnya, orang Indonesia malah 'adem-ayem' saja, seolah penemuan itu hanya hal biasa. Mungkin orang Indonesia lebih senang membahas harga sembako daripada ilmu pengetahuan," tandasnya.
"Indonesia kaya dengan ikan laut dalamnya. Sayangnya, potensi itu justru lebih dihargai (oleh) orang luar negeri," ujarnya.
Baca Juga:
Dicontohkannya, saat nelayan menemukan ikan purba yang muncul di Teluk Manado, setelah 50 tahun sebelumnya didapati di Afrika, orang Amerika langsung membawa fosilnya untuk diawetkan. Belum berapa lama, orang Inggris datang dan menemukan ikan serupa di perairan Manado serta memberikannya nama. Disusul orang Jepang, yang dengan teknologi tingginya merekam kegiatan ikan purba tersebut di dalam air. Mereka kemudian menyimpulkan bahwa ikan purba hanya bisa hidup di kedalaman lebih dari 20 meter dan akan mati jika dibawa ke atas.
Baca Juga:
JAKARTA - Indonesia dinilai belum bisa menghargai temuan hewan langka, contohnya seperti dalam penemuan ikan purba di Teluk Manado dan kuda laut
BERITA TERKAIT
- Gelombang Tinggi Diprediksi Terjadi di Laut Banten, BMKG Imbau Nelayan Waspada
- Usut Penyebab Mahasiswi UPI Bandung Jatuh dari Lantai 2 Gymnasium, Polisi Periksa CCTV
- Pencegahan Yasonna Laoly ke Luar Negeri jadi Pukulan Beruntun untuk PDIP
- Menaker Yassierli Pastikan Pelaksanaan Norma Ketenagakerjaan di Libur Nataru 2024
- Romo Hariyanto Pimpin Misa untuk Mengenang 40 Hari Emmanuel Setiyono Meninggal Dunia
- Warga Pesisir Jakarta Diminta Waspada Banjir Rob Hingga 3 Januari 2025