Belum Dilantik, Joe Biden Sudah Kebanjiran Pesanan dari Hamas
jpnn.com, GAZA - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mendesak presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden untuk membatalkan rencana perdamaian Timur Tengah yang diinisiasi Donald Trump.
Melalui pernyataan, Haniyeh meminta pemerintahan Biden agar mencabut pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pemindahan kedutaan besar ke kota suci tersebut.
Solusi ala Trump merujuk pada Yerusalem sebagai "ibu kota Israel yang tak dapat terbagi" dan mengakui kedaulatan Israel atas sebagian besar wilayah Tepi Barat.
Rencana Trump, yang mengundang badai kecaman dari rakyat Palestina, menyerukan pendirian negara Palestina dalam bentuk kepulauan yang dihubungkan dengan jembatan dan terowongan.
Haniyeh mendesak Biden agar meralat arah kebijakan AS yang tak adil terhadap rakyat Palestina. "Kebijakan yang menjadikan AS mitra dalam penindasan dan agresi."
Pemimpin Hamas akan menyeru pemerintahan AS yang baru untuk menghormati iktikad rakyat Palestina beserta pilihan demokratis mereka.
"Dan untuk menahan diri dari kebijakan yang menekan rakyat dan negara-negara kawasan untuk menormalisasi hubungan dengan pendudukan (Israel)," tambah Haniyeh.
Pelantikan presiden baru Amerika Serikat sendiri baru akan dilakukan pada 21 Januari 2021 mendatang. (ant/dil/jpnn)
Pemimpin Hamas mendesak Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat terpilih untuk melakukan sejumlah hal
Redaktur & Reporter : Adil
- PP Hima Persis Dukung Pidato Presiden Prabowo di KTT D-8 Perihal Solusi untuk Kemerdekaan Palestina
- Parlemen Indonesia-Mesir Sepakat Dukung Kemerdekaan Palestina
- Kunjungi Markas PBB, Fraksi PKS DPR Perjuangkan Nasib Anak-Anak Gaza Korban Agresi Israel
- 26 Kontainer Bantuan Kemanusiaan RI untuk Palestina Tertahan di Rafah
- Sultan Dorong Pemerintah RI Proaktif Ambil Bagian Dalam Konferensi Internasional Pembentukan Negara Palestina
- Konser Sound of Freedom Segera Digelar, Hasil Tiket Disumbangkan untuk Palestina