Belum Merdeka, Jika Masih Banyak yang Miskin
Selasa, 17 Agustus 2010 – 15:21 WIB
SULIT - Di Tarakan, Kalimantan, dua anak kecil pun ikut menjadi pengumpul pasir dan batu kerikil, demi membantu orangtua mereka mencari sesuap nasi. Foto: Anthon Joy/Radar Tarakan.
Apapun yang terjadi, menurut mereka, ketika hidup adalah pilihan, maka pilihan pentingnya adalah memerdekakan harapan. Tidak mungkin mengungkung diri dengan berharap bantuan pemerintah. Hal itu dirasakan betul oleh Buyung, Mak ramli, Anton, dan ratusan warga lainnya yang berjuang untuk kehidupan keluarga tercinta dengan bekerja keras.
Sehingga, ketika ditanya apa makna kemerdekaan RI ke-65 kepada mereka, jawabnya sederhana saja: kemerdekaan di negeri ini, hanya milik mereka yang berduit dan berkuasa. Artinya, secara tersirat mereka sampaikan dalam bahasa mereka pula, bahwa kemerdekaan hakiki itu adalah di kala makin sedikit orang miskin, dan makin banyak peluang kerja yang layak bagi masyarakat kecil. Jika masih banyak juga yang menganggur, miskin, melakukan tindakan kejahatan, itu artinya negeri ini belum merdeka secara hakiki. (b)
Hidup adalah pilihan, karenanya ia berarti perjuangan. Mereka, para buruh atau pekerja kasar, menjalani hidup untuk "memerdekakan" keluarga
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Dinkes Jabar Sebut Program Cek Kesehatan Gratis Sepi Peminat
- Transaksi Dana Dugaan Korupsi 2024 Capai Rp 984 T, Sahroni: Lacak dan Sita!
- Pakar Nilai Penegak Hukum Korup Harus Dihukum Berat
- KPK Periksa Satori Terkait Dugaan Korupsi Dana CSR Bank Indonesia
- 4 Napi Dugem di Rutan Pekanbaru Dipindah ke Nusakambangan, 16 Sipir Diperiksa
- Menteri UMKM Maman Abdurrahman Jadi Calon Tunggal Ketum IKA Trisakti