Belum Meyakini Dulmatin Mati

Wawancara dengan Umar Abduh, aktivis Pergerakan Islam

Belum Meyakini Dulmatin Mati
Belum Meyakini Dulmatin Mati
Ya jelas saja. Di media, disebutkan beberapa aksi yang dilakukan Dulmatin sebelum tewas tertembak. Memesan taslah, pengajianlah. Ini yang menggelikan, seorang Jenderal kok ngurusin hal yang remeh temeh seperti ini? Apalagi disebutkan sempat ikut pengajian Abu Jibril. Abu Jibril itu kenal Dulmatin, tapi dia tidak kenal dengan orang yang disebut polisi itu Dulmatin. Lagipula, Dulmatin itu levelnya diatas Abu Jibril, jadi ngga mungkin ikut pengajiannya.

Saya yakin, Dulmatin masih hidup, seperti halnya Dr Azahari dan Noordin M Top. Sangat mengherankan, tiba-tiba Dulmatin berada di Indonesia. Dulmatin ini buron internasional, bahkan sudah empat kali dinyatakan ‘tewas’ oleh pemerintah Filipina. Masak tertangkap begitu saja. Secara hirarki, sebenarnya Dulmatin ini berada satu tingkat di bawah Abu Bakar Ba’asyir. Dia adalah panglima di kelompok Abu Sayyaf. Jadi dia bukan orang sembarangan, tidak mungkin tertangkap seperti itu?

Jadi yang tewas itu siapa?

Ya, bisa siapa saja. Kita tidak pernah tahu. Yang jelas, dari ciri-ciri fisik yang disebutkan, (mayat) itu tidak seperti Dulmatin. Mayat itu terlalu tinggi. Dulmatin, tingginya hanya sekitar 170 cm. Saya ini 174 cm, cukup besar untuk ukuran Indonesia. Lalu, disebutkan pula Dulmatin sempat memberikan perlawanan, dengan menembakkan sebuah peluru dari revolver yang ditemukan belakangan, digenggam si mayat.

Aksi penangkapan sejumlah teroris yang berawal dari Aceh, dimana pelaku berakhir diujung laras senjata Detasemen Khusus 88, menyebabkan berbagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News