Belum Meyakini Dulmatin Mati

Wawancara dengan Umar Abduh, aktivis Pergerakan Islam

Belum Meyakini Dulmatin Mati
Belum Meyakini Dulmatin Mati
Jelasnya keterlibatan Amerika Serikat melalui CIA. Apa kepentingannya? Indonesia, dengan sumber daya alamnya merupakan potensi menjadi sebuah negara boneka Amerika Serikat. Beberapa konflik yang terjadi di dalam negeri juga tak lepas dari keterlibatan pihak asing. Pihak asing ini dibantu oleh orang dalam sendiri. Jadi yang ada sekarang ini adalah proyek impor. Ada yang membawa, ada yang memfasilitasi, ada yang mengembangkan, ada yang ngecer, kemudian ada yang ditugaskan untuk menangkapnya. Saat itu, otaknya di Indonesia adalah orang pertama di intelijen negara.

Dia menyebutkan, orang pertama tersebut yang memfasilitasi kedatangan Umar Faruq di Indonesia. (Umar Al Faruq, pria kelahiran Kuwait, yang ditengarai sebagai tangan kanan Osama Bin Laden hanya salah satu aktor terorisme yang telah lama melatih para calon terorisme baru di berbagai tempat di Asia Tenggara, termasuk di Poso, Sulawesi Tengah.

Umar pun disebut-sebut memiliki hubungan dengan aktifitas Front Pembebasan Islam Moro, MILF, dan sempat digembleng di Kamp Latihan Al Qaeda di Khaldan Afghanistan.)

Umar Faruq sejak 1987 sudah ada di Indonesia. Asal tahu saja, mereka ini memiliki link taraf internasional. Begitu juga Dulmatin Cs. JI ini terpecah dua. Ada yang radikal, ada yang tidak. JI radikal itu dipegang oleh Hambali, Zulkarnaen, Dulmatin.

Aksi penangkapan sejumlah teroris yang berawal dari Aceh, dimana pelaku berakhir diujung laras senjata Detasemen Khusus 88, menyebabkan berbagai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News