Belum Semua Universitas di Australia Akomodir Mahasiswa LGBTI

Belum Semua Universitas di Australia Akomodir Mahasiswa LGBTI
Belum Semua Universitas di Australia Akomodir Mahasiswa LGBTI

Banyak perguruan tinggi di Australia ternyata belum sepenuhnya mengakomodir hak dan kebutuhan mahasiwa LGBTI  demikian hasil evaluasi terbaru dari Komisi HAM Australia.

Komisi HAM Australia telah mengevaluasi kinerja sejumlah universitas dan meluncurkan pedoman nasional untuk menetapkan program inklusi terhadap mahasiswa LGBTI di masing-masing universitas. "Ini merupakan pertama kalinya perguruan tinggi di Australia dievaluasi kinerjanya mengenai kebijakan anti diskriminasi, dukungan kesehatan dan kesejahteraan, pelatihan staf dan aturan lainnya yang bertujuan untuk memastikan hadirnya inklusivitas bagi mahasiswa LGBTI,” kata Komisi HAM Australia, Tim Wilson. "Ini merupakan langkah penting untuk menjadikan universitas di Australia sebagai tempat yang lebih aman dan lebih mau mengakomodir orang-orang LGBTI.” Dalam menyiapkan pedoman ini, Komisi HAM Australia mendapati ternyata hanya sedikit perguruan tinggi di Australia yang menjalani komitmen anti diskriminasi mereka. "Perguruan Tinggi di Australia memang telah melakukan banyak kemajuan dalam membangun budaya inklusivitas dan menghormati mahasiswa dan staf LGBTI, tapi masih ada sejumlah isu yang memprihatinkan,” kata Komisioner Wilson. Panduan LGBTI bagi universitas ini disusun atas kerjasama Komisi HAM Australia dengan sejumlah organisasi advokasi LGBTI seperti pelobi Hak Asasi Gay dan Lesbian NSW, Star Observer, Transgender Victoria. Justin Koonin, dari pelobi Hak Asasi Gay dan Lesbian NSW mengatakan ketika sejumlah perguruan tinggi memang sudah ada yang menawarkan bantuan keuangan, pembinaan karir dan toilet netral yang dapat diakses kalangan LGBTI, tapi sejumlah universitas masih memiliki PR yang cukup banyak untuk dilakukan. "Ada sejumlah universitas yang sudah melakukan banyak hal untuk mengakomodir LGBTI seperti Universitas Curtin di Australia Barat, Universitas Sydney, UNSW dan Universitas Wollongong. "Ada sekitar 9 perguruan tinggi yang masih sulit menerima mahasiswa LGBTI, namun demikian ada lebih dari 40 universitas di Australia jadi memang masih banyak yang harus dilakukan. " Perguruan tinggi ini dinilai dari 15 kriteria yang diambil dari informasi yang tersedia bagi publikdi situs milik serikat mahasiswa di universitas tersebut. Hasil dari penilaian ini menunjukan meski mayoritas universitas di Australia menerapkan kebijakan anti diskriminasi, namun hanya satu dari 5 universitas yang benar-benar merefleksikan perlindungan hukum bagi mahasiswa dan staf LGBTI. Koonin mengatakan bahkan universitas terbaik di Australia saja masih jauh tertinggal dibandingkan dengan universitas di negara-negara lain, seperti Inggris dalam hal perlindungan dan inkusivitas terhadap LGBTI. Dia mengatakan sementara banyak universitas di Australia yang mendukung mahasiswa  gay dan lesbian, tapi umumnya mahasiswa transgender dan interseks masih sering dilupakan. Koonin mengatakan ada sekitar sembilan atau 10 universitas Ia khawatirkan komitemennya terhadap LGBTI dan kebanyakan universitas itu berafiliasi dengan lembaga keagamaan. "Itu mungkin dimengerti mengingat posisi banyak dari organisasi keagamaan terhadap isu-isu orientasi seksual, identitas gender, status interseks, tapi kami berharap mereka akan bersedia berdialog dengan kami untuk meningkatkan pengalaman bagi siswa mereka." 

Banyak perguruan tinggi di Australia ternyata belum sepenuhnya mengakomodir hak dan kebutuhan mahasiwa LGBTI  demikian hasil evaluasi terbaru


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News