Belum Tentukan Awal Puasa, PBNU Sesalkan Perbedaan
Rabu, 03 Juli 2013 – 08:46 WIB

Belum Tentukan Awal Puasa, PBNU Sesalkan Perbedaan
JAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum menentukan awal puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2013. NU akan tetap mempertahankan metode rukyat atau melihat hilal sebagai penanda awal bulan untuk penentuannya. Terkait seringnya muncul mendung dalam metode rukyat yang mengakibatkan penentuan awal bulan terkendala, Kiai Said mengatakan, ada petunjuk lain dari Rasulullah untuk penggenapan bulan menjadi 30 hari.
"Sesuai dengan sabda Nabi Salallahu Alaihi Wassalam, puasalah kamu dengan melihat bulan, dan berlebaranlah dengan melihat bulan. Untuk itu NU akan tetap berpegang pada metode rukyat untuk penentuan awal Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri," ungkap Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Jakarta, melalui keterangan tertulisnya Selasa (2/7).
Kiai Said menambahkan, pihaknya menolak anggapan pilihan penentuan awal bulan melalui metode rukyat adalah bentuk ketertinggalan dari kemajuan teknologi. "Lajnah Falakiyah kami juga canggih, mau menentukan tanggal sampai tiga ribu tahun ke depan juga bisa. Ini bukan soal canggih atau tidak canggih, tapi ini mengikuti seperti apa yang dijalankan Rasulullah," tegasnya.
Baca Juga:
JAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) belum menentukan awal puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2013. NU akan tetap mempertahankan
BERITA TERKAIT
- Pelajar Indonesia Raih Prestasi Gemilang dalam Ujian Cambridge International
- Berkontribusi Menekan Prevalensi Penyakit Kronis, Prodia Gelar Seminar Dokter Nasional
- Oneject Indonesia Luncurkan Mesin Hemodialisa & Kantong Cuci Darah, Menkes Bilang Begini
- Pemkot Sukabumi Tak Izinkan Kegiatan Pasar Kaget Selama Ramadan
- Setelah Ikut Retret, Bupati Kepulauan Mentawai Rinto Wardana Siap Sinergikan Program Pusat dan Daerah
- Keluarga Almarhumah Kesya Lestaluhu dan Kepala Suku Biak Mengadu ke Komnas Perempuan