Benarkah Biaya Premi Asuransi Mahal? Begini Fakta-Faktanya
Perokok aktif, misalnya, akan membayar premi cenderung lebih tinggi, sebab kebiasaan itu dianggap sebagai pola hidup yang bisa meningkatkan risiko penyakit dan kematian.
Contoh lainnya adalah orang dengan berat badan berlebih akan membayar premi asuransi kesehatan lebih mahal ketimbang mereka yang memiliki berat badan normal.
Selain kebiasaan, riwayat kesehatan basabah juga menjadi faktor penentu. Nasabah dengan riwayat penyakit kronik atau bawaan cenderung mendapatkan premi asuransi yang lebih tinggi.
Selain itu, riwayat penyakit keluarga juga menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan asuransi dalam menentukan besaran Premi, khususnya dalam produk asuransi kesehatan.
Oleh karena itu, calon nasabah disarankan untuk membeli asuransi pada saat kondisi kesehatan masih bagus.
Dalam kondisi kesehatan yang baik, Premi yang akan dibebankan umumnya relatif lebih terjangkau.
Jenis Pekerjaan dan Pendapatan
Faktor berikutnya adalah jenis pekerjaan atau profesi Nasabah. Makin rumit dan berisiko profesinya, maka semakin tinggi harga premi yang dibayarkan nasabah.
Produk asuransi merupakan salah satu alat bagi setiap individu dan keluarganya guna mewujudkan perencanaan finansial yang sehat di masa depan.
- Bhinneka Life Relokasi Kantor Pemasaran Regional Lampung
- Mitigasi Kerugian Akibat Bencana, BRI Insurance Cairkan Klaim Besar Nasabah
- Allianz Soroti Peran Penting Industri Asuransi dan Media di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
- Tingkatkan Pemahaman & Literasi Reasuransi, Indonesia Re Gelar Media Engagement Day
- Indonesia Re Raih Penghargaan Indonesia Good Corporate Governance Award 2024
- Indonesia Re-BPJS Kesehatan Bahas Pencegahan Kecurangan Klaim dan Penanganan Fraud