Benarkah Facebook Bermanfaat bagi Kesehatan Mental Orang Dewasa?
jpnn.com - Banyak ahli atau lembaga kesehatan yang tak bosan-bosannya menyerukan bahaya penggunaan media sosial untuk kesehatan mental. Namun, katanya ada pengecualian. Facebook dikatakan bermanfaat untuk mental yang lebih sehat pada orang dewasa. Benarkah demikian?
Padahal, kalau diperhatikan, reputasi platform tersebut menurun karena beberapa alasan, misalnya pelanggaran data pengguna, pernah beberapa kali menjadi ajang tontonan bunuh diri, dan masih banyak lagi. Ditambah lagi, ada riset dari Universitas Stanford, Amerika Serikat, yang menyebutkan, berhenti menggunakan Facebook bisa meningkatkan kesejahteraan hidup secara keseluruhan.
Meski demikian, studi tahun 2018 yang meneliti tentang penggunaan media sosial oleh mahasiswa menunjukkan, membatasi penggunaan media sosial dengan waktu rata-rata 30 menit per hari bisa meningkatkan kesehatan mental.
Salah satu peneliti studi, Keith Hampton, profesor media dan informasi di Universitas Negeri Michigan, AS, menganalisis efek Facebook pada orang dewasa karena meragukan klaim bahwa platform media sosial berkontribusi pada krisis kesehatan mental di AS. Temuan studi ini dipublikasikan di “Journal of Computer-Mediated Communication”.
Dampak positif Facebook pada orang dewasa
Prof. Hampton percaya bahwa studi mengenai dampai penggunaan media sosial yang sudah ada hanya berfokus pada mahasiswa dan usia muda lainnya. Menurutnya, banyak yang mengalami gejolak emosional pada usia tersebut.
“Melihat potret kegelisahan yang dirasakan kaum muda saat ini dan menyimpulkan bahwa seluruh generasi berisiko karena penggunaan media, itu artinya perubahan sosial telah diabaikan. Misalnya meningkatkan keluarga dengan anak tunggal, orang tua yang berusia lebih tua dan lebih protektif, lebih banyak anak yang kuliah, serta meningkatnya kredit pendidikan (student loan),” kata Prof. Keith seperti dikutip di Medical News Today.
Prof. Keith memiliki akses data pada 2015 dan 2016 dari ribuan orang dewasa yang berpartisipasi dalam Panel Study of Income Dynamics (PSID), yang merupakan survei panel rumah tangga terpanjang di dunia. Sebagai bagian dari PSID, peserta menjawab serangkaian pertanyaan tentang penggunaan media sosial dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental mereka.
Struktur unik PSID memungkinkan untuk menganalisis hubungan antara anggota keluarga. Secara total, 5.129 orang menjawab pertanyaan-pertanyaan ini pada 2015 dan 2016, dan 3.790 dari orang memiliki anggota keluarga besar yang juga menyelesaikan kedua survei.
Media sosial berbasis foto (Instagram) bisa menimbulkan kecemasan dan berujung pada depresi. Media sosial seperti ini juga dituding menjadi tempat yang rawan terjadi cyber bullying.
- Threads Menguji Coba Fitur Baru, Simak Nih
- Berikut Pemenang Lomba Instagram Reels ISDS Bertema ‘Menjaga Natuna, Menjaga Indonesia’
- Kini Kirim DM di Instagram Bisa Dijadwal, Begini Caranya
- Menko Pratikno Ingatkan Kasus Remaja di Solo yang Belajar Merakit Bom dari Internet
- Ipang Wahid Bilang Gus Miftah Itu 3N
- Waka MPR Dorong Pemanfaatan Medsos untuk Bangun Ketertarikan Masyarakat Terhadap Museum