Benarkah Kopi Instan Mengancam Kesehatan?
Mengutip Livestrong, senyawa ini nyatanya telah ditemukan dalam kemasan kopi instan yang beredar. Beberapa merek dan jenis kopi instan memiliki jumlah akrilamida yang sangat tinggi, dibandingkan dengan kopi bubuk.
Di samping itu, kandungan kafein pada kopi instan sangat rendah. Dibandingkan kopi bubuk yang diproses langsung dari biji kopi, jumlah kafein dalam kopi instan cenderung lebih rendah.
Jika dibandingkan, kopi bubuk memiliki kandungan 70-140 mg kafein, sementara pada kopi instan hanya sekitar 30-90 mg. Perbedaan ukuran ini tentu akan memengaruhi dampak dari kopi.
Padahal mengonsumsi kafein dengan dosis yang pas bisa membawa manfaat bagi tubuh. Kafein memiliki manfaat alami dalam meningkatkan konsentrasi, sehingga turut membantu proses pembentukan daya ingat di otak.
Mengonsumsi kafein sebanyak 200-300 mg/hari atau setara dengan 2-4 gelas kopi/ hari, merupakan batas aman yang bisa ditoleransi oleh orang dewasa yang sehat secara fisik.
Di Indonesia, kopi instan yang banyak beredar di pasaran juga biasanya banyak mengandung pemanis dan krim. Jika dikonsumsi secara berlebihan, kopi instan dapat mendatangkan penyakit, salah satunya diabetes. Karena itu, Anda perlu membatasi konsumsi kopi instan.(BA/ RVS/klikdokter)
Namun, kesibukan yang tinggi dan aktivitas padat mungkin membuat banyak orang, termasuk Anda, tak punya banyak waktu untuk menikmati ritual minum kopi.
Redaktur & Reporter : Yessy
- Dukung Industri Kopi Nasional, BNI Gandeng PMO Kopi & Kakao Nusantara
- 7 Khasiat Rutin Minum Kopi Tanpa Gula, Bikin Penyakit Ini Ogah Mendekat
- Jamkrindo Beri Mesin Kopi kepada Kelompok Petani di Kintamani
- PNM Dorong Pengembangan Usaha Petani Kopi Kintamani lewat 2 Strategi
- Pertumbuhan Pasar Kopi Indonesia Tercepat di Dunia, Fore Coffee Buka 61 Gerai Baru
- Foopak dan Bluedoors Kenalkan Kemasan Kopi Biodegradable, Ada Keunggulannya