Benarkah Obesitas Menambah Risiko Terjangkiti Virus Corona?

Sudah banyak diketahui risiko virus corona pada orang berusia lanjut dan mereka yang memiliki penyakit bawaan. Kini penelitian terbaru mengungkapkan kelebihan berat badan juga sangat berisiko terhadap COVID-19.
Penelitian yang dilakukan Pusat Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat menyebutkan mereka yang mengalami masalah kegemukan memiliki risiko komplikasi yang lebih tinggi dari COVID-19.
Selain itu, data dari China menunjukkan pasien yang kelebihan berat badan memiliki tingkat kematian lima kali lebih besar dalam kasus COVID-19.
Sementara di Inggris, Penelitian dari Perawatan Intensif dan Audit Nasional menunjukkan hampir tiga perempat pasien yang dirawat di ICU mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
Menanggapi hal ini, pakar virologi di University of Queensland, Australia, Kirsty Short menjelaskan kini semakin banyak hal yang diketahui tentang penyakit ini.
"Hal ini sudah lama kami perkirakan, berdasarkan penelitian kami mengenai influenza," jelas Dr Short kepada ABC.
"Dalam kasus influenza dan penyakit pernapasan lainnya, mereka yang obesitas lebih berisiko dirawat, masuk ICU dan risiko kematian. Tidak mengejutkan jika kita mendapati yang sama dalam kasus COVID-19," jelasnya.
Adanya hubungan antara obesitas dan COVID-19 berimplikasi serius bagi negara-negara seperti Australia, di mana dua pertiga penduduk dewasa diklasifikasikan mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Sudah banyak diketahui risiko virus corona pada orang berusia lanjut dan mereka yang memiliki penyakit bawaan
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia