Benarkah Obesitas Menambah Risiko Terjangkiti Virus Corona?

"Hal itu dapat berkontribusi pada respon imun yang sangat kuat sebagaimana terlihat pada kasus COVID-19," katanya.
Secara praktis, akan juga lebih sulit bagi petugas medis untuk mendiagnosis dan mengobati orang dengan obesitas yang terinfeksi COVID-19.
"Salah satu perawatan yang digunakan dalam COVID-19 adalah membalikkan perut pasien, karena dapat membantu memperluas paru-paru atau mendapatkan lebih banyak oksigen ke dalam paru-paru dan darah," kata Profesor Amanda.
"Tapi akan lebih sulit bagi orang dengan indeks massa tubuh yang lebih besar," jelasnya.
Pandemi virus corona

Ikuti laporan terkini terkait virus corona dari Australia dalam Bahasa Indonesia.
Ubah pola makan sekarang
"Sekarang sudah sangat jelas bahwa COVID-19 merupakan penyakit yang sangat parah. Kita harus berusaha keras agar jangan sampai tertular," kata Dr Short.
Seorang ahli jantung, Aseem Malhotra, secara terpisah mengatakan faktor-faktor risiko ini diturunkan dalam beberapa minggu dengan mengadopsi diet sehat dan menghindari 'junk food'.
"Mengingat sistem kesehatan kita sudah dipenuhi pasien yang terkait dengan obesitas, sekarang waktunya untuk mengubah pola makan kita," katanya.
Sudah banyak diketahui risiko virus corona pada orang berusia lanjut dan mereka yang memiliki penyakit bawaan
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun