Benarkah Produk Tembakau Alternatif Lebih Rendah Risiko? Begini Kata Dokter Spesialis Paru

jpnn.com, JAKARTA - Produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, kantong nikotin, dan rokok elektik, terbukti memiliki profil risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok.
Dokter Spesialis Paru, dr. Yahya Sp.P, mengungkapkan produk tembakau alternatif hanya menghasilkan uap air atau aerosol.
Hal ini karena produk tersebut menerapkan sistem pemanasan pada suhu yang terkontrol, bukan melalui proses pembakaran dan tidak menimbulkan asap seperti pada rokok.
Menurut dr. Yahya, rokok elektrik jauh berbeda dengan rokok.
“Karena dia hanya berisi uap air dan beberapa essens, dan kedua tidak menyebabkan gigi kuning. Ketiga tidak menyebabkan orang sekitarnya (jadi) perokok pasif,” kata dia.
Kandungan dalam rokok seperti TAR dapat masuk ke rongga mulut dan lapisan terluar gigi, enamel, sehingga membuatnya berwarna kekuningan atau kecokelatan.
dr. Yahya menjelaskan nikotin bersifat adiktif atau dapat menyebabkan ketergantungan, namun nikotin bukan penyebab utama penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok.
Ahli Toksikologi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), dr. Shoim Hidayat menambahkan nikotin selama ini dianggap sebagai sumber masalah kesehatan pada rokok ketimbang TAR.
Nikotin selama ini dianggap sebagai sumber masalah kesehatan pada rokok ketimbang TAR.
- Tegas, Bea Cukai Semarang Gagalkan Penyelundupan Rokok Ilegal Senilai Rp 1,7 Miliar
- Bea Cukai Gelar 139 Penindakan Rokok Ilegal di Jateng-DIY Selama Januari, Ini Hasilnya
- Begini Kata Ahli soal Keterkaitan Tembakau Alternatif dengan Peluang Berhenti Merokok
- Bea Cukai Sita Ratusan Ribu Batang Rokok Ilegal Lewat Penindakan Beruntun di Semarang
- Peredaran Rokok Ilegal Makin Meningkat, Negara Boncos Hingga Rp 97,81 Triliun?
- Taru Martani Sukses Ekspor Perdana di 2025, Begini Harapan Bea Cukai Yogyakarta