Bencana Kelaparan Meningkat, Sekjen PBB: Umat Manusia Gagal

Bencana Kelaparan Meningkat, Sekjen PBB: Umat Manusia Gagal
Asip foto - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memberi isyarat saat berbicara selama pembukaan Konferensi Kelautan PBB 2022 di Lisbon, Portugal, 27 Juni 2022. ANTARA/REUTERS/Pedro Nunes/pri.

Selain itu, Tinjauan Kemanusiaan Global 2023 memperkirakan bahwa saat ini ada 1 dari 23 orang di dunia yang membutuhkan bantuan kemanusiaan, jumlah yang meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2020.

Diperkirakan pula bahwa hampir 60 persen dari orang-orang kelaparan di dunia tinggal di daerah yang terdampak akan konflik, serta sekitar 80 persen dari krisis pangan di dunia didorong oleh peperangan, persekusi, dan beragam bentuk konflik lainnya.

Dapat dilihat pula bahwa hal itu selaras dengan laporan yang telah dikeluarkan oleh FAO.

Dalam laporan tersebut, lebih dari 40 persen populasi global yang menderita kerawanan pangan yang signifikan berasal hanya dari lima negara, yakni Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Nigeria, dan Yaman.

Afghanistan merupakan negeri yang kerap mengalami konflik terus-menerus sejak abad ke-20, seperti perang melawan pendudukan Uni Sovyet pada 1979-1989, perang saudara pada 1989 hingga awal abad ke-21, hingga diinvasi oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya atas nama "Perang Global melawan Terorisme" (2001-2021).

Republik Demokratik Kongo mengalami perang saudara dari 1996 hingga 2007, serta konflik internal berkelanjutan selama beberapa dekade setelahnya, seperti pembantaian terhadap lebih dari 800 orang di daerah Yumbi pada 16-18 Desember 2018.

Ethiopia juga dalam satu dekade terakhir kerap mengalami sejumlah konflik, seperti serangkaian protes dari suku Oromo sejak 2014, konflik antarwarga selama masa pemerintahan Presiden Abiy Ahmed sejak 2018, hingga terjadinya Perang Tigray pada 2020-2022.

Sedangkan Nigeria kerap mengalami pemberontakan Boko Haram sejak 2009, serta Yaman telah menghiasi berbagai pemberitaan di dunia dengan perang saudara sejak 2014 antara kelompok pergerakan Houthi dengan pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional.

Konflik antara Rusia dan Ukraina memang tidak dipungkiri telah berkontribusi terhadap potensi terjadinya kerawanan pangan global

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News