Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?

Empat lainnya adalah Ray Dalio, pendiri salah satu Perusahaan menajemen investasi terbesar di dunia, Bridgewater Associates; Jeffrey Sachs, ekonom dan Direktur Center for Sustainable Development di Columbia University yang pernah menjadi penasihat khusus tiga Sekjen PBB; Thaksin Shinawatra, pengusaha, pendiri salah satu partai politik, dan mantan PM Thailand; dan F Chapman Taylor, Equity Portfolio Manager dan Research Director salah satu perusahaan investasi besar dunia, Capital Group.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Patria Sjahrir, berharap keberadaan dewan penasihat yang berpengalaman global itu dapat memberikan sentimen positif bagi pasar dan memperkuat kepercayaan terhadap Danantara.

Yang terakhir, Prabowo juga meminta penghapusan aturan kuota impor barang-barang dari luar negeri.

"Saya kasih perintah hilangkan kebijakan kuota-kuota impor utamanya untuk barang yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Siapa yang mampu, siapa yang mau impor silakan, bebas," kata Prabowo.

Padahal, menurut ekonom INDEF Andry Satrio Nugroho, ini berisiko mempercepat kerusakan ekonomi nasional jika tidak dibarengi dengan regulasi yang super ketat.

"Arahnya ke mana sebenarnya? Di satu sisi kita gembar-gemborkan swasembada pangan, energi, dan hilirisasi, tapi di sisi lain kita justru membuka keran impor sebebas-bebasnya. Ini kontradiksi terang-terangan," kata Andry.

Lantas bagaimana? Apakah ada penjelasan lain di balik sikap Indonesia yang benci tapi rindu pada asing ini?

Meneruskan tradisi lama warisan Orde Baru

Profesor Asian Studies dan Direktur Asia Institute dari University of Melbourne, Vedi Hadiz punya penilaian lain.