Benda-benda Berusia Lebih dari Seribu Tahun Milik Umat Islam Ditemukan di Sydney

"[Untuk] bisa mendengar cerita mereka, cara mendapatkannya, serta ide di balik koleksi tersebut… sungguh fenomenal," kata Khaled.
Melawan rasisme dengan seni
Pada tahun 1976, Khaled, yang saat itu berusia 11 tahun, beserta keluarganya meninggalkan Tripoli akibat perang saudara di Lebanon yang pecah setahun sebelumnya.
Keluarganya menetap di pinggiran barat Sydney dan mereka sering mendapat perlakuan rasisme.
"Selama tinggal di sana, kami mengalami banyak perlakuan rasis karena ada 'ketakutan dari warga Australia terhadap migran yang jumlahnya terus bertambah'," ujarnya.
"Pengalaman tersebut juga memperkaya pengetahuan tentang siapa saya, dan apa yang saya lakukan, serta semangat dan komitmen saya untuk mencari cara meruntuhkan stereotip."
Sebagai seniman, ia ingin menggambarkan seperti apa "orang yang dianggap berbeda" lewat karya seninya.
Salah satu contoh karyanya dinamakan '70.000 veils', sebuah instalasi video yang menampilkan 10.000 foto yang diputar di 100 layar monitor, serta menggambarkan kehidupan sehari-hari dan perjalanannya di Australia dan negara lain.
Ia juga memproduksi "Wonderland", sebuah video yang menampilkan banyaknya penggemar Western Sydney Wanderers dalam tim A-League.
Sebagai bagian dari proyeknya, seorang seniman di kota Sydney meminta warga Muslim untuk menunjukkan benda-benda yang mereka di rumah
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Krisis Telur, Sampai Terpaksa Impor
- Pemerintah Australia Umumkan Anggaran Baru, Ada Kaitannya dengan Migrasi