Bendera Bintang Kejora Berkibar 1,5 Jam di Kantor Bupati Deiyai
Massa marah dengan penghinaan berbau rasis terhadap mahasiswa Papua yang terjadi di asrama mahasiswa daerah tersebut di Jawa Timur pada 17 Agustus.
Media setempat melaporkan setidaknya lima prajurit TNI telah diskors dan akan diseret ke pengadilan militer terkait kasus di asrama mahasiswa Papua di Surabaya.
Bergeser ke tuntutan referendum
Aksi-aksi ini semakin berkembang dan tampaknya bergeser ke tuntutan untuk menggelar referendum bagi rakyat Papua.
Menurut Gubernur Papua Lukas Enembe, tuntutan referendum itu merupakan "aspirasi rakyat".
"Orang Papua memiliki harga diri dan martabat. Tindakan rasis tidak kita inginkan di setiap negara termasuk Indonesia," katanya usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Senin (26/8/2019).
Tindakan rasis yang dia maksudkan itu merujuk ke aksi serangan terhadap asrama mahasiswa Papua di Surabaya, ketika ada oknum yang melontarkan kata "monyet" kepada para mahasiswa Papua.
Video kejadian dengan kata-kata "monyet" yang jelas terdengar itu beredar luas di Papua dan menyulut kemarahan warga di sana.
Photo: Sejumlah warga di Alice Springs Australia menunjukkan dukungan mereka bagi gerakan Papua Merdeka. (Twitter: @VeronicaKoman)
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi