Bendera Putih Bukan Lagi Tanda Kekalahan, Tapi Menjadi Simbol Persatuan di Malaysia Saat 'Lockdown'
Tasha adalah salah satu dari banyak orang Malaysia yang sedang menghadapi tantangan besar.
Suaminya kehilangan pekerjaannya karena COVID-19 dan dia baru saja melahirkan anak ketiganya.
Tanpa penghasilan, Tasha dan suaminya terus berusaha untuk bisa membeli popok dan membeli makanan untuk mereka sendiri.
Enam belas anggota keluarga besarnya telah terinfeksi virus corona, dua di antaranya meninggal dunia.
"Setiap hari adalah perjuangan dan terkadang saya merasa ingin menyerah," kata Tasha.
Uma Xavier adalah warga lain yang kehilangan pekerjaannya, sementara pekerjaan suaminya secara drastis berkurang.
Mereka hidup dengan pendapatan rumah tangga maksimum RM700 (sekitar Rp2,3 juta) sebulan.
'Lockdown' nasional yang telah diumumkan pada akhir Mei di Melbourne hanya memperburuk keadaan Uma yang baru bisa menghasilkan RM400 (sekitar Rp1,3 juta) pada bulan Juni.
Banyak warga di Malaysia berusaha untuk memenuhi kebutuhan saat lockdown skinst pandemi covid
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia