Bensin Langka, Perliter Rp 15 Ribu
Senin, 25 Januari 2010 – 08:04 WIB
NATUNA -- Keterlambatan kedatangan kapal pengangkut BBM jenis premium, solar, dan minyak tanah dari Tanjunguban ke Natuna memicu kepanikan warga, terutama pedagang pengecar. Hal ini lantaran sempat terjadi kelangkaan BBM, terutama premium, di pasaran. Hanya beberapa kios saja yang masih menjual, itu pun dijatah dua liter untuk satu jenis kendaraan. Harganya pun beragam, mulai Rp 7000 hingga Rp 15 Ribu perliter. Sehari sebelumnya, masyarakat Natuna heboh karena kelangkaan premium itu. Hampir setiap pangkalan minyak (kios,red) yang menjual bensin, persediaannya kosong. Isu bensin akan langka dalam dua pekan ke depan, langsung santer dan tersebar ke seluruh kota Ranai. Sejurus kemudian warga menjadi panik, dan beramai-ramai mencari pangkalan bensin.
Kepala depot Pertamina Natuna Muhamdi menjelaskan, kapal tangker yang mengangkut BBM jenis premuim, solar dan minyak tanah dari Tanjunguban mengalami keterlambatan. "Sabtu pagi kapal baru sampai Natuna di depot Selat Lampa. Untuk pendistribusian membutuhkan waktu yang cukup lama. Baru selesai malam hari dan langsung dikirim ke depot pertamina di Ranai," tukasnya.
Baca Juga:
Kapal tangker yang mengangkut premium sebanyak 1400 kilo liter, minyak tanah 1300 kilo liter dan solar 1500 kilo liter, sudah siap didistribusikan ke masyarakat. Sekarang sudah normal kembali. Masyarakat jangan kawatir karena stok premium bisa mencukupi hingga satu bulan kedepan," jelasnya.
Baca Juga:
NATUNA -- Keterlambatan kedatangan kapal pengangkut BBM jenis premium, solar, dan minyak tanah dari Tanjunguban ke Natuna memicu kepanikan warga,
BERITA TERKAIT
- BTN Raih Penghargaan di Ajang LinkedIn Talent Awards
- Melalui UMK Academy, Pertamina Dukung UMKM Bersaing di Tingkat Global
- Pupuk Kaltim Kembali Raih Predikat Platinum di Ajang ASSRAT 2024
- Pegadaian Gelar Media Awards 2024, Puluhan Jurnalis Raih Penghargaan
- Pertamina Regional Indonesia Timur Raih Penghargaan Internasional Best Practice GCSA 2024
- Mendes Yandri Susanto Sebut BUMDes Penting Cegah Efek Negatif Urbanisasi Bagi Desa