Bentrok Dengan TNI AU, 2 Warga Ditembak
Kamis, 25 April 2013 – 09:23 WIB
Paijo (Orang tua dari salah satu korban,red) mengaku, bentrok terjadi berawal dari pasukan TNI-AU yang terlebih dahulu melakukan penembakan dengan menggunakan senjata laras panjang, akibatnya warga merasa terancam melakukan perlawanan dengan membawa benda tajam seperti parang. “Tadi to sama sekali tidak ada tembakan peringatan, TNI AU langsung mengeluarkan tembakan dengan membabi buta,”ujarnya pada koran ini.
Baca Juga:
“Kejadian sudah dari tadi malam (Selasa Malam,red), TNI-AU melakukan aktivitas di sini. Nah, pas pagi hari sekitar pukul 08.00 Wib pasukan TNI-AU yang berpakaian preman lengkap dengan senjata sudah menduduki (menjaga,red) rumah warga. Setiap rumah dijaga oleh 4-5 anggota,”terangnya.
Para warga tidak diperbolehkan keluar rumah. Namun, setelah kami lihat para anggota TNI-AU melakukan pembersihan lahan, kami coba menanyakan ada apa ini pak, kenapa tidak boleh keluar. “Melihat aksi perobohan 40 batang Sawit, warga berusaha menghadang. Kami dak diperbolehkan keluar rumah oleh TNI-AU yang nyago. Nah, bermula dari situlah TNI-AU melepaskan tembakan ke ponakan aku,”ungkap Paini (50) yang mengaku bibik korban dari Agung Prasetyo.
Sementara warga lainnya juga menuturkan, kalau mereka tidak bercaya dengan yang namanya TNI-AU. “Dimana pancasila, dimana undang-undang. Aparat bukan mau melindungi rakyat tapi malah menindas rakyat. Kalau aparat dilengkapi senjata kenapa kami sebagai rakyat dilarang menggunakan senjata,”ulasnya
PALEMBANG – Bentrok antara TNI AU dan warga atas tanah yang masih berstatus Kuo kembali terjadi. Kali ini di RT 32 kelurahan Sukodadi
BERITA TERKAIT
- Natal 2024, Uskup Keuskupan Bandung Ajak Umat Jaga Persahabatan & Perdamaian
- Kakek di Musi Rawas Meninggal Dunia Diduga Jatuh dari Pohon Durian
- Polisi: Tak Ada Bayi Tertukar di RSI Jakarta Cempaka Putih
- Pemkot Bogor Didorong Maksimalkan Pendapatan Pajak Daerah
- Belasan Warga Bantargadung Sukabumi Diduga Keracunan Seusai Menyantap Jamur
- Sekda Batanghari Tersangka Penipuan, Begini Kasusnya