Bentrok di Peru Tewaskan Puluhan Orang

Bentrok di Peru Tewaskan Puluhan Orang
PEMIMPIN - Alberto Pizango, salah seorang pemimpin warga terasing Amazonian di Peru yang melakukan protes dan terlibat bentrok berdarah, menyatakan bahwa pengikutnya tidak membunuh personil polisi. Foto: Getty Images.
Belaunde sendiri sebelumnya menyampaikan bahwa 24 personil polisi telah tewas, sementara sebanyak sembilan Amazonian kehilangan nyawanya. Ia pun menyatakan bahwa pihaknya belum mengetahui jumlah korban yang terluka. Sementara organisasi Amnesty International menyebutkan bahwa ada lebih dari 30 pendemo dan 22 personil polisi tewas sejak Jumat. Radio RPP dan koran El Comercio punya angka lain, yakni 33 orang tewas, termasuk 22 polisi.

Lebih jauh, kalangan pembela hak-hak kaum Indian memperkirakan jumlah korban tewas dan hilang jauh lebih besar lagi. Beberapa bahkan menyebutkan ada lebih dari 100 orang (penduduk) yang tewas atau hilang. Kelompok advokasi Amazon Watch malah menuduh pihak pemerintah telah membuang banyak mayat di sungai-sungai dan hutan demi menekan catatan jumlah korban.

"Tampaknya ada upaya tertentu dari pemerintah untuk menutupi jumlah (sebenarnya) penduduk yang tewas," ujar Gregor MacLennan, koordinator program Amazon Watch di Peru.

Belaunde terang-terangan membantah tuduhan tersebut. "Itu bohong," katanya. "(Ini adalah) bagian dari kebohongan besar yang disampaikan tentang Bagua - bahwa telah terjadi pembantaian. Namun (kenyataannya) lebih banyak polisi daripada penduduk yang tewas. Jika (tuduhan) itu benar, silakan anggota keluarga (masyarakat) maju ke depan dan menyampaikan apa yang terjadi," tuturnya. (ito/JPNN)

LIMA - Senin (8/6) malam waktu setempat, atau Selasa (9/6) pagi WIB, tiga hari setelah bentrok berdarah antara penduduk asli dengan kepolisian Peru,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News