Bentrok Sebulan, 600 Nyawa Melayang
BEIRUT - Kota Kobane di sisi utara Syria atau perbatasan Syria dan Turki masih membara. Selain menghadapi gempuran serdadu koalisi, kota yang menjadi sarang militan Negara Islam alias Islamic State (IS), dulu ISIS atau ISIL, menjadi sasaran serangan udara pesawat tanpa awak (drone).
Kemarin (16/10) Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) melaporkan, bentrokan darat di Kobane selama sekitar sebulan terakhir merenggut sedikitnya 600 nyawa. Organisasi HAM yang berbasis di Kota London, Inggris, tersebut menyebut angka persis 662 orang.
"Itu tidak termasuk ratusan yang tewas dalam serangan udara AS," terang Rami Abdel Rahman, direktur regional SOHR.
Sebagian besar di antara 662 korban yang tewas itu adalah militan. "IS kehilangan 374 militan," kata Rahman.
Dia menambahkan, Peshmerga atau pasukan khusus Kurdi kehilangan 268 anggota dalam pertempuran sengit yang melibatkan senjata-senjata canggih tersebut. Sebanyak 20 korban yang lain adalah warga sipil.
Bersamaan dengan itu, kelompok Kurdi yang berperang melawan ISIS mulai kepayahan. Kemarin Idriss Nassan yang menjabat wakil kepala Komite Hubungan Luar Negeri Kobane mengimbau masyarakat internasional untuk membantu Kurdi.
Tepatnya, memasok senjata ke Kobane. "Militan bisa kapan saja menambah senjata dan logistik mereka. Ini membahayakan warga sipil," ungkapnya.
Nassan menuturkan, serangan udara koalisi di bawah komando Amerika Serikat (AS) cukup efektif untuk memukul mundur ISIS. Tetapi, menurut dia, aksi militer tersebut belum bisa membebaskan Kobane dari ancaman militan.
Sebab, militan bisa dengan mudah menggalang kekuatan baru untuk melawan koalisi. Eskalasi bentrokan di perbatasan, menurut dia, justru akan memakan banyak korban sipil. (AP/AFP/hep/c23/ami)
BEIRUT - Kota Kobane di sisi utara Syria atau perbatasan Syria dan Turki masih membara. Selain menghadapi gempuran serdadu koalisi, kota yang menjadi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Menko Polkam Budi Gunawan jadi Tamu Kehormatan di National Day Federasi Rusia
- Amerika Memilih Presiden Baru, Pakar: RI Harus Beradaptasi, Kirim Dubes Berkualitas
- Donald Trump dan Kamala Harris Bersaing Ketat, Selisih Supertipis
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Diplomasi Pertahanan dengan China Belum Mengurangi Ketegangan di Natuna
- Resmi! Ini Jabatan Baru Retno Marsudi setelah Meninggalkan Kementerian Luar Negeri