Bentrokan Maut Landa Tiongkok
Sabtu, 29 Juni 2013 – 07:48 WIB
BEIJING - Konflik berdarah kembali pecah di Provinsi Xinjiang. Dua hari setelah bentrokan maut di Kota Lukqun, Prefektur Turpan, aksi kekerasan terjadi di Kota Hotan, Prefektur Hotan, kemarin (28/6). Sementara itu, korban jiwa akibat konflik di Lukqun yang semula berjumlah 27 orang bertambah menjadi 35 orang. Kemarin Beijing menegaskan bahwa konflik di Lukqun dan Hotan adalah aksi teroris. "Ini jelas ulah teroris. Tidak perlu diragukan lagi," tandas Jubir Kementerian Luar Negeri Tiongkok Hua Chunying. Saat ini, lanjut dia, aparat dan warga setempat mencari tahu dalang dua insiden di dua lokasi yang berbeda tersebut. Media pemerintah pun menyebut terorislah yang berada di balik dua insiden itu.
"Sore ini (kemarin, Red) terjadi insiden baru di Kota Hotan. Sejauh ini, belum ada informasi mengenai korban jiwa," terang stasiun televisi CCTV. Tak lama setelah kabar mengenai konflik itu tersebar luas, jaringan telepon di kota berpenduduk kurang dari 150 ribu jiwa tersebut putus. Media asing pun sulit mengonfirmasikan laporan CCTV soal bentrokan paling anyar itu.
Tidak jelas apakah ada benang merah antara bentrokan di Lukqun dan Hotan. Meski terpisahkan jarak sekitar 1.000 kilometer, dua kota itu sama-sama menampung mayoritas etnis Uighur. Komunitas Uighur Xinjiang menyatakan bahwa dua bentrokan itu sama-sama dipicu oleh ketimpangan sosial antara kaum Han dan Uighur. Sampai saat ini, etnis Han yang minoritas masih menguasai sektor pemerintahan dan ekonomi.
Baca Juga:
BEIJING - Konflik berdarah kembali pecah di Provinsi Xinjiang. Dua hari setelah bentrokan maut di Kota Lukqun, Prefektur Turpan, aksi kekerasan terjadi
BERITA TERKAIT
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan