Bentuk Komnas Hubungan Industrial, Ganjaran Buruh Berjuang Perjuangkan Nasib Pekerja
Lukman menyatakan pihaknya mengadakan forum ini untuk membahas masalah ketenagakerjaan dan menemukan solusinya. Menurut dia, forum tersebut sekaligus dijadikan deklarasi untuk pemenangan Ganjar Pranowo.
"Kami mengadakan Forum Musyawarah Hubungan Industrial. Kami mengundang 100 peserta di Jawa Barat dan sekitarnya untuk membahas problem-problem ketenagakerjaan dan solusinya. Kami sekaligus mengonsolidasikan GBB di Jawa Barat untuk pemenangan Ganjar Pranowo," ujar Lukman
Sementara itu, Puji Santoso menjelaskan forum musyawarah ini membedah secara detail permasalahan-permasalahan dalam hubungan industrial di Indonesia antara pekerja/buruh dan perusahaan. Misalnya, persoalan K3, pengupahan, sistem kerja.
Puji juga mengapresiasi langkah GBB yang menginisiatori FMHI yang juga dihadiri perwakilan APINDO dan akademisi.
"Ini bagian dari upaya-upaya untuk membedah persoalan-persoalan hubungan industrial yang saat ini terjadi di Indonesia. Kami apresiasi GBB yang membuat ruang ini. Karena kami membutuhkan ruang seperti ini. Ada APINDO dan akademisi sehingga menjadi komprehensif," ujarnya.
Puji juga berharap lahirnya gagasan dan konsep hubungan industrial yang nantinya bisa menyejahterakan kaum pekerja/buruh.
"Harapannya mulai muncul gagasan dan konsep hubungan industrial yang sesuai dengan diharapkan," ungkapnya.
Kemudian, Komarudin mengatakan pihaknya akan menyampaikan persoalan-persoalan yang dialami buruh lewat forum tersebut ke dewan pimpinan APINDO
Ganjaran Buruh Berjuang (GBB) mengumumkan akan menggelar Musyawarah Akbar Buruh Indonesia di Tennis Indoor, Senayan pada 28 Mei mendatang.
- Menaker Yassierli: Formula UMP 2025 Masih Dirumuskan
- Jadi Ketum KAGAMA, Basuki Hadimuljono Berkomitmen Lanjutkan Program Ganjar Pranowo
- Ribuan Buruh Surabaya Bersemangat Memenangkan Khofifah-Emil
- Kagama Menggelar Munas XIV, Ini Agendanya
- Mengenal Skema Bipartit pada Penerapan UMP versi Apindo
- Temui Pj Gubernur, Aliansi Buruh Menyuarakan UMP Aceh 2025 Naik jadi Rp 4 juta Per Bulan