Bentuk Konsorsium, 4 Bank Besar Modal Rp 5 Miliar

Di sisi lain, menurut Onny, GPN membuat penurunan penerimaan perbankan dari sisi fee based income.
Namun, hal tersebut tak membuat perbankan urung dalam mendirikan perusahaan konsorsium.
Sebab, meski fee based income menurun dari sisi jumlah, interkoneksi dan interoperabilitas dalam GPN akan menarik bagi masyarakat.
Hal itu diharapkan bisa meningkatkan budaya transaksi nontunai.
Investasi pengadaan mesin electronic data capture (EDC) dan automated teller machine (ATM) dari bank pun bisa berkurang.
Investasi tersebut dalam jangka pendek bisa dialihkan untuk investasi pada perusahaan konsorsium.
”Toh juga untuk apa banyak-banyak investasi mesin? Sebentar lagi kami akan budayakan transaksi pakai handphone, bukan kartu. Jadi lebih baik perbankan dan switching mulai bergabung untuk GPN,” kata Onny.
Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Gatot Trihargo menyatakan, penurunan investasi mesin EDC dan ATM otomatis mengurangi belanja modal atau capital expenditure (capex) bank BUMN.
Perusahaan-perusahaan switching serta bank umum kelompok usaha (BUKU) 4 atau bank-bank besar akan membentuk perusahaan konsorsium services.
- 389 Tim Siap Berpartisipasi di BALI 7s 2025 Presented By Bank Mandiri
- BNI Indonesia’s Horse Racing 2025 Bakal Segera Digelar, Buruan Beli Tiketnya!
- Dorong Efisiensi Ekspor Nasional, Bank Mandiri Hadirkan Solusi Digital untuk DHE SDA
- Rejeki wondr BNI Berhadiah Chery J6 Hingga Mercedes Benz, Tingkatkan Transaksi Anda
- Selamat, Bank Mandiri Kembali Meraih Penghargaan dari Kanwil DJPb NTT
- BNI Salurkan Rp14,3 Triliun KUR ke Sektor Pangan